3 Tim Amankan Capres dan Cawapres Saat Kampanye di Jateng

jateng
Petugas kepolisian berusaha menghalau massa yang hendak merangsek, menyerang capres yang tengah berkampanye. Simulasi Sispamkota menghadapi Pemilu 2019 ini digelar di komplek Akpol, Semarang, Selasa (18/9) | Foto : joss.co.id/joy
Mari berbagi

JoSS, SEMARANG – Polda Jawa Tengah (Jateng) telah membentuk tiga tim yang bertugas mengawal dan mengamankan calon presiden (capres) maupun pasangannya saat berkampanye di Jateng. Pembentukan tim tersebut bagian dari persiapan pengamanan kepolisian menghadapi kerawanan Pemilu 2019.

“Pengamanan saat kedatangan di 35 kabupaten/kota di Jateng. Pengamanan melekat dari Mabes polri tapi kalau datang di sini di-back up Polda Jateng, termasuk kendaraan pengawalannya dari Polda Jateng,” beber Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono memimpin simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka pengamanan Pemilu 2019 di Lapangan Bhayangkara, komplek Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Selasa (18/9).

Kapolda Condro mengungkapkan tim pengawal capres dan calon wakil presiden (cawapres) tersebut bagian dari 36 ribu petugas keamanan yang akan diterjunkan mengamankan Pemilu 2019 di Jateng. Terdiri dari 27 ribu polisi dan 9.000 tentara dari Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro beserta jajaran. Jumlah ini belum termasuk tenaga pengamanan dari unsur pemerintahan, Perlindungan Masyarakat (Linmas).

Dalam simulasi Sispamkota, tim pengawal capres dan cawapres juga diterjunkan di latihan bersama satuan kepolisian lain. Diskeneriokan, di tengah calon presiden menyampaikan visi misi dan janji politiknya, datang sekelompok orang tidak dikenal. Mereka memprovokasi massa, membuat keributan dan melempari calon presiden menggunakan benda-benda berbahaya.

Petugas langsung mengevakuasi calon presiden ke tempat aman. Namun upaya ini terkendala dengan rute evakuasi yang telah dipenuhi massa. Pasukan reaksi cepat bergerak. Tim pengendali huru hara, gabungan Sabhara dan Brimob membentuk blokade perlindungan calon presiden dan rombongannya. Massa dibubarkan dengan tembakan peringatan dan gas air mata.

Baca juga : Bawaslu Minta Semua Pihak Menahan Diri

“Dalam simulasi diperagakan satu tim. Dengan 3 tim ini nanti bisa bergantian melakukan pengawalan dan pengamanan,” jelas dia.

Condro menambahkan masa kampanye akan mulai pada 23 September hingga H-3 pemungutan suara 27 April 2019. Selama sekitar 7 bulan masa kampanye, para calon presiden, caleg dan calon DPD beserta parpol dan tim pendukungnya diprediksi lebih banyak memanfaatkan media sosial ketimbang kampanye fisik, bertemu langsung dengan masyarakat. Kampanye hitam yang dapat memicu konflik di lapangan adalah hal yang akan diantisipasi polisi.

“Kami berharap Pilpres dan Pileg berjalan aman sejuk dan kondusif. Bahwa kontestasi ini harus dalam suasana kegembiraan. Kami antisipasi dengan bentuk Satgas Black Campaign, jangan sampai kampanye hitam menyulut tindakan fisik di lapangan. Karenanya kami sangat berharap tokoh masyarakat, ulama, para pemimpin kita mengeluarkan statmen yang menyejukkan,” beber dia.

Terkait daerah di Jateng yang rawan konflik antar pendukung hingga menyebabkan gangguan kamtimbas, Kapolda Condro tidak merincinya. Namun pihaknya mewaspadai potensi itu bisa muncul dimana saja dan kapan saja.

“Kami berharap semua wilayah bisa berlangsung aman dan sejuk sebagaimana pilkada, sehingga semua kabupaten/kota di Jateng kami antisipasi potensi kerawanan,” tukas dia. (joy/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*