Angkie Yudistia Wakil Disabilitas Yang Jadi Staf Khusus Jokowi

Angkie Yudistia | Foto: twitter PERTAMINA @pertamina
Mari berbagi

JoSS, JAKARTA – Angkie Yudistia menjadi salah satu staf khusus Jokowi yang baru. Jokowi kepincut dengan kemampuan penyandang tuna rungu ini untuk mewakili disabilitas di Tanah Air.

Ditunjuk sebagai staf khusus baru bersama enam orang milenial lainnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (21/11), Angkie mengaku bangga bisa mewakili teman-teman berkebutuhan khusus lainnya.

“Saya merasa bangga diberikan kesempatan oleh Presiden menyuarakan 121 juta disabilitas di seluruh Indonesia,” ujar Angkie.

Menurut dia, sudah saatnya suara disabilitas didengar. Sudah waktunya, lanjut dia, disabilitas setara dengan warga lainnya. “Sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tapi kita dianggap setara. Membentuk lingkungan inklusif,” katanya, seperti dikutip dari Liputan6.com.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengenalkan nama-nama baru staf khusus itu mengatakan kekagumannya terhadapap Angkie yang aktif bergerak di sosiopreneur lewat Thisabel Enterprise yang didirikannya. “Saya minta nanti Angkie jadi juru bicara presiden di bidang sosial,” lanjut Jokowi.

Wanita kelahiran 5 Mei 1987 ini memang aktif membuat pusat pemberdayaan ekonomi kreatif untuk orang-orang disabilitas Indonesia bernama Thisabel Enterprise. Ada alasan kuat Angkie melakukan hal ini.

“Saya ingin disabel mandiri secara finansial. Kami punya skill kok. Dan, produk-produk ini dibeli bukan karena kasihan, tapi karena memang karena kualitasnya,” tutur Angkie, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Risa Santoso, Rektor Termuda di Indonesia Pernah Bergabung Staf Kepresidenan

Angkie lahir dengan kondisi normal. Namun, pada 10 tahun dia mengalami tuli. Rasa sedih hingga depresi sempat melingkupinya saat tumbuh remaja.

“Saat remaja anak-anak yang lain sibuk main, seru-seruan, tapi aku mengalami minder, sedih banget sampai depresi. Aku dulu bertanya-tanya kenapa aku berbeda dibandingkan teman-teman lain,” tutur Angkie.

Angkie beruntung memiliki keluarga yang mendukungnya untuk terus bangkit. Termasuk sang ibunda, yang mampu menguatkan hatinya ketika sedang down karena kondisi tunarungu. Perlahan tapi pasti, Angkie menjadi sosok difabel yang percaya diri.

Saat tumbuh remaja, Angkie tidak menarik diri dari masyarakat meski disabilitas. Ia bergaul dengan siapa saja. Dia bersekolah di SMP-SMA biasa, dan melanjutkan kuliah hingga S2.

Dalam kehidupan sosial, Angkie pun aktif tanpa pernah mengekslusifkan diri. Bahkan, dia pernah mengikuti Abang None Jakarta 2008 dan menjadi finalis dari Jakarta Barat. Angkie mendirikan pusat pemberdayaan ekonomi kreatif untuk disabilitas Indonesia yang bernama Thisable Enterprise sejak 2011 lalu.

Thisable Enterprise memiliki misi untuk memberdayakan disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia tenaga kerja.

“Melalui Staf Khusus Presiden, mudah-mudahan saya menjadi lebih baik dengan bantuan teman-teman di sini untuk mewujudkan Indonesia ramah disabilitas,” pungkas Angkie yang juga menerjemahkan kata-katanya dengan bahasa isyarat. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*