Ekonomi DIY Tumbuh 5,02% di Triwulan I 2024, Tertinggi di Pulau Jawa

Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (Ilustrasi)
Mari berbagi

JoSS, JOGJA – Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan tren pemulihan yang kuat pada awal tahun 2024. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 5,02 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,86 persen (yoy).

Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menyatakan bahwa hampir semua kategori lapangan usaha di DIY tumbuh positif pada triwulan I 2024. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori pengadaan listrik dan gas sebesar 16,26 persen, diikuti oleh penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 12,58 persen, serta administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial sebesar 12,39 persen.

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PKLNPRT) sebesar 20,29 persen, diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) sebesar 10,06 persen.

Baca Juga: Gubernur DIY Beri Kesempatan Kabupaten/Kota Kelola Sampah Secara Mandiri

Menurut Herum, peningkatan jumlah pelanggan listrik dan pemakaian gas kota pada triwulan I 2024 turut mendorong pertumbuhan kategori pengadaan listrik dan gas. Selain itu, meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke DIY juga memberikan dampak positif terhadap sektor penyediaan akomodasi dan makan minum.

Ketua Pusat Studi Ekonomi, Keuangan dan Industri Digital UPN Veteran Yogyakarta, Ardito Bhinadi, menjelaskan bahwa tiga faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2024 adalah adanya pemilu, aktivitas keagamaan, dan peningkatan daya beli masyarakat.

Rangkaian kegiatan pemilu meningkatkan transaksi belanja pemerintah dan kontestan, yang kemudian mendorong kenaikan produksi dan belanja baik pemerintah maupun swasta,.

Selanjutnya, aktivitas keagamaan pada saat Ramadan juga turut meningkatkan produksi industri makanan, baik dalam skala mikro maupun besar, untuk memenuhi permintaan masyarakat selama bulan puasa dan persiapan Lebaran.

Ardito menambahkan faktor ketiga adalah meningkatnya daya beli masyarakat, terutama didorong oleh pembagian Tunjangan Hari Raya (THR) baik secara nominal maupun ekspektasi, yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat,” tambah Ardito.

Pertumbuhan ekonomi DIY pada triwulan I 2024 tercatat sebagai yang tertinggi di Pulau Jawa. Kontribusi DIY terhadap perekonomian Pulau Jawa mencapai 1,57 persen, dan terhadap total 34 provinsi di Indonesia sebesar 0,91 persen.(RJ)

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*