Dimeriahkan 1.000 Seniman, Pawai Budaya Dukung Reog Ponorogo Menjadi Warisan Budaya Dunia

Reog Ponorogo Kemenko PMK
Pawai Budaya Reog Ponorogo yang diikuti oleh kurang lebih 1000 peserta dengan berbagai penampilan kesenian di Halaman Depan Kemenko PMK, pada Minggu (27/8) (Ist)
Mari berbagi

JoSS,JAKARTA – Sekitar 1.000 orang bergabung dalam Reog Ponorogo tampil memukau dalam Pawai budaya yang diadakan di halaman Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) pada Minggu, 27 Agustus 2023.

Pawai ini bukan hanya sekedar perayaan budaya, melainkan juga sebagai ekspresi dukungan untuk mengangkat Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia (WBTB) oleh UNESCO.

Peserta pawai ini diterima dengan hangat oleh Menko PMK, Muhadjir Effendy. Dalam pertemuan dengan para seniman Reog Ponorogo, Muhadjir menyampaikan keyakinannya bahwa penyebaran seni Reog Ponorogo di berbagai daerah dan bahkan hingga mancanegara adalah bukti kelayakan untuk diakui sebagai WBTB oleh UNESCO.

“Kesenian Reog Ponorogo telah menjalar ke berbagai daerah, bahkan ke Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, semuanya ada. Ini menunjukkan bahwa Reog Ponorogo telah merambah dunia. Oleh karena itu, UNESCO seharusnya mengakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Ponorogo,” ungkap Muhadjir seperti yang dikutip dari kemenkopmk.go.id.

Baca Juga: Cara Ribuan Petani Temanggung Rayakan Keberhasilan Panen Dengan 1.500 Tumpeng dan Ingkung Ayam

Muhadjir menjelaskan bahwa pengakuan dari UNESCO ini memiliki signifikansi besar dalam pelestarian seni yang memiliki nilai adiluhung asal Ponorogo. Pengakuan ini juga diharapkan dapat memberikan rasa kebanggaan tak hanya bagi masyarakat Ponorogo, tetapi juga seluruh Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Muhadjir juga menyebut bahwa penetapan Reog Ponorogo ini akan menjadi penambahan ke-12 dari warisan budaya Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.

Upaya pengajuan Reog Ponorogo sebagai bagian dari kesenian dan budaya Indonesia menunjukkan komitmen pemerintah dalam melestarikan, mengembangkan, dan memajukan warisan budaya. Muhadjir juga mengungkapkan pentingnya kebudayaan sebagai alat diplomasi lembut yang sangat efektif dalam menjalin hubungan dengan negara lain.

“Kebudayaan menjadi cermin suatu negara, seberapa besar kebudayaannya, seberapa agung nilainya,” tegasnya.

Pawai Reog Ponorogo yang indah berlangsung dari Perpustakaan Nasional dengan rute Jalan Medan Merdeka dan berakhir di kantor Kemenko PMK.

Selain itu, dalam kesempatan tersebut, dokumen pengajuan WBTB Reog Ponorogo secara simbolis diserahkan oleh Sekretaris Kemenko PMK, Selaku Ketua Paguyuban Reog Susiwijono Moegiarso, kepada Menko PMK dan selanjutnya disampaikan kepada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid. Dokumen ini akan diajukan kepada UNESCO untuk dibahas pada Desember 2024. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*