Badai Pasir Melanda China, Langit Beijing Berubah Menjadi Kuning Gelap

Badai pasir mengubah langit menjadi kuning menyebabkan polusi membumbung tinggi di ibu kota Cina (Foto: aljazeera.com)
Mari berbagi

JoSS, BEIJING – Badai pasir melanda China pada Senin (14/3), sebagai imbas angin kencang yang bertiup dari Gurun Gobi dan bagian barat laut  China. Langit Beijing berubah menjadi kuning gelap dan jarak pandang terbatas hingga kurang dari 1 kilometer.

Biro Cuaca dan Meteorologi China mengatakan badai debu yang terjadi kali ini merupakan yang terbesar dalam satu dekade terakhir. Warga yang beraktivitas di luar diminta menggunakan kaca mata dan masker.

Dalam pengumumannya, Biro Cuaca dan Meteoroli mengatakan badai debu yang terjadi mengelilingi ibu kota Beijing telah menyebar dari Mongolia ke provinsi Gansu, Shanxi, dan Hebei.

Pemerintah kota meminta semua sekolah meniadakan aktivitas olah raga dan aktivitas di luar ruangan. Mereka yang memiliki penyakit pernapasan diminta untuk tetap berada di dalam ruangan.

Baca juga: Buah Naga Kena Imbas Perseteruan India-China, Kok Bisa?

Mengutip AFP, situs pemantauan kualitas udara Aqicn mencatat langit Beijing berada dalam tingkat polusi berbahaya. Tingkat partikel PM10 hampir 20 kali lipat dari paparan maksimum harian yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Partikel PM2,5 yang lebih kecil dapat menyebabkan gangguan pernapasan jika terhirup dan masuk ke dalam paru-paru manusia. Pada Senin tingkat udara di Beijing mencapai level berbahaya hingga 567.

Lebih dari 54 juta orang menjadikan kondisi langit Beijing sebagai topik diskusi di lini masa media sosial Wiebo pada Senin pagi. Kualitas udara yang buruk dengan langit kuning diibaratkan seperti latar dalam film fiksi “Interstellar”.

“Sepertinya dunia kiamat. Dalam cuaca seperti ini saya benar-benar tidak ingin berada di luar,” tulis seorang pengguna Weibo, dilansir dari CNNIndonesia.

Selain di China, kantor berita Xinhua mencatat kondisi serupa juga dialami oleh negara tetangga, Mongolia. Setidaknya 341 orang di Mongolia dilaporkan hialng dalam badai pasir dahsyat.

Seluruh jadwal penerbangan di ibu kota Hohhot telah dihentikan. Tingkat kadar PM2,5 di Mongolia mencapai 8.000 mikrogram per meter kubik di beberapa daerah.

Kementerian Lingkungan mengatakan badai pasir diperkirakan akan bergeser ke selatan menuju Sungai Yangtze dan akan meninggalkan China pada Rabu (17/3) atau Kamis (18/3). (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*