Lion Air JT-610 Jatuh, Begini Pesan Joyo Kepada Putranya

Lion Air JT-610
Putra putri Joyo Nuroso, salah satu penumpang Lion Air JT-610 yang jatuh pada Senin (29/10), memperlihatkan poto sang ayah. | Foto: joy/joss.co.id
Mari berbagi

JoSS, SEMARANG – Tenda sudah terpasang, Senin (29/10) sekira pukul 15.00 WIB. Pun demikian dengan kursi yang telah tertata rapi di depan kediaman Joyo Nuroso di Kampung Batik Krajan, RT 7 RW 2 Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur, Kota Semarang.

Joyo Nuroso (50) adalah salah satu penumpang pesawat Lion Air JT-610 yang jatuh pada Senin pagi. Namanya masuk dalam salah satu daftar manifest penumpang, berada di daftar ke-110 dari 178 penumpang yang ikut JT-610.

Joyo Nuroso diketahui merupakan pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. Ia bertugas sebagai Kasubag Umum KPPN Pangkalpinang.

Fajriansyah Mahdy (16), putra kedua Joyo, mengaku tahu ada kejadian pesawat jatuh sekembalinya dari sekolah, SMAN 6 Semarang. “Masih berada di sekolah, dijemput om, diminta pulang tapi tidak tahu kenapa,” tuturnya.

Setiba di rumah, rasa ingin tau juga belum terjawab ketika mendapati sang bunda, Ana Rohmawati (49) terlihat sedih dan syok. Siswa kelas XII itu pun akhirnya membuka internet dan mencari kabar lewat pemberitaan yang ada. Ternyata ada nama ayahnya di daftar manifest penumpang JT-610.

“Saya tahu dari internet, di situ saya lihat ada nama bapak saya,” ucap Fajri terbata.

Fajri menceritakan kendati bertugas di Pangkalpinang namun sang ayah rutin pulang ke Semarang dua pekan sekali. Pertemuan terakhir dengan keluarga Sabtu (27/10) dan Minggu (28/10)

“Bapak Sabtu pagi pulang ke Semarang. Sorenya ke Pekalongan ada acara. Minggu balik lagi ke Semarang sekitar jam 15.00 WIB,” tutur dia.

Joyo balik ke tempat kerjanya pada Minggu malam. Perjalanan Semarang – Jakarta biasa ditempuh dengan kereta, berlanjut pagi harinya dengan terbang ke Pangkalpinang. Dan sudah menjadi kebiasaan Fajri untuk mengantar ayahandanya ke Stasiun Tawang, Semarang.

Baca juga: Ini Tarif Jabatan yang Dibandrol Oleh Bupati Cirebon

Tidak ada firasat atau keanehan apapun yang ditangkap Fajri saat mengantar ayahnya ke Stasiun Tawang. “Bapak cuma pesen suruh jaga ibu sama adik-adik. Setiap pulang pesennya ya gitu, jadi tidak ada firasat apapun,” ungkap dia.

Namun begitu, keluarga sempat menangkap hal yang tidak biasa yang dilakukan Joyo. “Biasanya, bapak sampai Jakarta itu kasih kabar ke ibu. Tapi ini sampai siang, tidak ada kabar. Ibu juga tidak kepikiran. Ibu baru tahu ketika ada saudara datang ke rumah memberitahu informasi itu,” beber dia.

Kakak Fajri, Septiana Nurul (21) menambahkan ia dan keluarga hanya bisa pasrah. Ia berusaha terus berpikir positif atas nasib ayahnya. Sama dengan ibundanya, ia berharap ayahnya selamat dari kecelakaan pesawat itu.

“Semoga bapak tidak kenapa-kenapa. Kami di sini masih menunggu beliau untuk pulang. Karena anak-anaknya masih kecil-kecil, masih membutuhkan bimbingan bapak,” tutur sulung dari empat bersaudara ini.

Selain Septiana Nurul dan Fajriansyah Mahdy, Joyo dan Ana dikaruniai dua putra lagi, yakni Irsyad Fadhilah (15) dan Asty Mahdiyah (10). Mereka kini masih menunggu kepastian nasib Joyo dari pihak terkait.

Diketahui, naas menimpa Lion Air JT-610 Cengkareng – Pangkalpinang. Pesawat dijadwalkan take off pada pukul 06.10 WIB dan mengalami lost contact sekira pukul 06.33 WIB. Informasi terakhir tim penyelamat menemukan serpihan pesawat dan sejumlah jenazah korban di perairan Tanjang Karawang. (joy/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*