Rumah Digital Indonesia: Festival Kemerdekaan Virtual Terbesar, Masyarakat Bisa Ikut Lomba

Mari berbagi

PERINGATAN Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 sebentar lagi tiba. Sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tercinta tentu sudah tidak sabar dengan perayaan dan selebrasi hari kemerdekaan bukan? Sayangnya, perayaan 17 Agustus-an tahun ini masih harus dilakukan di tengah situasi pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia hampir 1,5 tahun lamanya.

Namun pandemi tidak menghalangi semangat kita untuk merayakan hari kemerdekaan Agustus nanti. Tahun 2021 ini, Rumah Digital Indonesia (RDI) hadir sebagai festival kemerdekaan virtual pertama di Indonesia!

Sebagai festival perayaan kemerdekaan virtual pertama dan terbesar di Indonesia, Rumah Digital Indonesia akan menghadirkan dua acara utama, yakni Acara Pembuka dan Acara Puncak Perayaan Kemerdekaan. Konsep festival kemerdekaan virtual ini dijamin unik dan baru, karena pertama kalinya dihadirkan dalam sebuah arena virtual 360 yang bisa dijelajahi para pengunjung secara online.

Acara pembukaan Rumah Digital Indonesia berlangsung pada 1 Agustus 2021 mulai pukul 15.00 WIB. Sementara itu, acara puncak perayaan kemerdekaan diadakan pada tanggal 16 Agustus 2021 mulai pukul 19.00 WIB. Masyarakat di seluruh Indonesia dapat menyaksikan Rumah Digital Indonesia secara virtual atau daring melalui website rumahdigitalindonesia.id yang mulai dapat dikunjungi secara gratis mulai tanggal 1-31 Agustus 2021.

Berikut ini adalah rangkaian festival Rumah Digital Indonesia 1-31 Agustus 2021, dalam rangka Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 “Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh”.

1. Panggung Nasional

Panggung Nasional adalah panggung utama di RDI di mana akan berlangsung puncak perayaan kemerdekaan Republik Indonesia dengan menampilkan rangkaian acara:

Tanggal 1 Agustus 2021: Pembukaan oleh Presiden RI Joko Widodo, Bincang Bangsa bersama Putri Tanjung, dan Konser Kolaborasi Nusantara bersama Nadin Amizah, Teddy Adhitya, Idgitaf, Bilal Indrajaya, Adrian Khalif, SIVIA.

Tanggal 16 Agustus 2021: Upacara detik-detik proklamasi, Pidato Kenegaraan, Selebrasi Kemerdekaan, dan Komedi Lokal bersama Yura Yunita, Budi Doremi, Jemimah Cita, Putri Ariani, Indra Jegel, Arief Brata, dan masih banyak lagi.

Baca juga: Jembatan Khayangan di Kawah Sikidang Masuk Nominasi API 2021, Ayo Dukung!

2. Arena Lomba 17-an

Di sini, masyarakat bisa mengikuti perlombaan khas 17-an seperti lomba makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, hingga panjat pinang secara virtual.

3. Ruang Seni dan Budaya

Dalam ruangan ini, masyarakat bisa menikmati berbagai konten kesenian yang kental dengan nuansa budaya Indonesia dari masyarakat umum, antara lain berupa: Tarian nuansa Nasional & kedaerahan, pembacaan puisi & syair, pertunjukan teater/drama/monolog, film pendek, hingga penampilan musik nuansa daerah & Nasional.

Rumah Digital Indonesia juga membuka kesempatan kepada teman-teman semua untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia dengan mengirimkan hasil karya kalian ke tautan bit.ly/joinvideokreasiHUTRI76 sebelum 20 Agustus 2021. Karya terpilih akan ditampilkan di Ruang Seni & Budaya RDI dan bisa ditonton seluruh masyarakat Indonesia

4. Ruang Komunitas

Dalam Ruang Komunitas, masyarakat bisa menikmati beragam konten perayaan unik kemerdekaan yang melibatkan masyarakat di segmen “Cerita Kemerdekaan”. Selain itu, masyarakat juga bisa mengakses fitur filter foto perayaan kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 dan filter Rumah Digital Indonesia.

5. Pasar Lokal

Ada bazaar virtual produk UMKM unggulan dari 34 provinsi yang terhubung dengan marketplace karya anak bangsa.

6. Ruang Literasi Digital

Ruang Literasi Digital menghadirkan berbagai konten yang mengajak masyarakat memanfaatkan internet untuk kegiatan positif dan produktif, sehingga bisa menciptakan ruang digital yang menyenangkan, penuh ilham, namun tetap aman dan beretika, di tengah hadirnya konten-konten negatif seperti penipuan digital, penyebaran hoaks, perjudian online, perundungan, kecanduan, dan berbagai tantangan lainnya.

7. Petualangan Nusantara & Wajah Indonesia

Sebuah peta interaktif dengan berbagai informasi per-provinsi, yaitu destinasi wisata, kuliner khas daerah dan Wajah Indonesia sebagai sosok pahlawan lokal yang telah berbuat sesuatu yang luar biasa dan berdampak bagi daerahnya.

Rayakan kemerdekaan Republik Indonesia dengan semangat Pancasila untuk Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh. Yuk, eksplor berbagai aktivitas menarik, mulai dari menyaksikan upacara, melihat pertunjukan seni hingga bermain permainan lomba khas 17-an di Rumah Digital Indonesia. Jangan lupa untuk menyaksikan Acara Pembuka Rumah Digital Indonesia pada tanggal 1 Agustus 2021 mulai pukul 15:00 WIB.

Informasi selengkapnya kunjungi website rumahdigitalindonesia.id dan Instagram @rumahdigitalindonesia.id. (lna)

8 Komentar

  1. Ini tanggal 18 Agustus tahun 2021, dimana saya menulis ulasan singkat tentang upacara peringatan detik-detik proklamasi yang dilakukan dan diperingati setiap tanggal 17 bulan Agustus di NKRI ini. Menurut saya upacara peringatan detik-detik proklamasi setiap tanggal 17 bulan Agustus di negara ini tidak banyak perbedaan hanya perbedaan hanya saat ini berhubung ada penyebaran wabah penyakit flu virus covid 19 di NKRI ini maka upacara peringatan tanggal 17 Agustus 2021 pun ada yang dilakukan secara digital dan ada yang tidak diseluruh wilayah Indonesia. Untuk uang di Istana negara tentu saja dilakukan oleh para petinggi negara NKRI ini, bahkan “Presiden RI” saat ini atau Bpk Ir. Joko Widodo dan istri dan juga para undanganpun hadir di dalam penyelenggaraan upacara di hari Kemerdekaan NKRI ini. Ada yang menarik dimana Bpk “Presiden RI” atau Joko Widodo dan istri memakai baju adat khas daerah Lampung dengan kain ulosnya, sedangkan Bpk “Wakil Presiden RI” dan istrinya memakai baju adat khas Sunda atau pakaian khas Jawa Barat. Akan tetapi coba anda perhatikan selama ini apakah mereka atau para pejabat yang hampir disetiap upacara resmi kenegaraan memakai baju adat itu benar-benar telah menghargai adat istiadat bangsa Indonesia ini ? tentu saja jawabannya adalah belum, karena kalau kita mau melihat isi salah satu pasal di dalam UU Minerba yang baru, maka di situ adat-istiadat atau hak adat istiadat masyarakat Indonesia justru malah tidak dihargai sama sekali. Sudah jelas bahwa pemakaian baju adat di hampir setiap ada upacara kenegaraan di NKRI ini oleh para pejabat negaranya adalah hanya sekedar aksi pencitraan belaka, agar rakyat percaya bahwa para pejabat negara NKRI ini benar-benar menghargai adat istiadat seluruh masyarakat Indonesia. Sungguh benar-benar sandiwara atau drama dari para pejabat negara pemimpin bangsa NKRI ini yang munafik belaka. Apalagi di dalam RAPBN tahun 2021 dianggarkan untuk kesehatan hanya sebesar Rp. 255,3,- Triliun saja, akan tetapi yang untuk anggaran belanja pemerintah sebesar Rp. 1.938,3,- Triliun dan dana desa sebesar Rp. 770, 4,- Triliun. Coba anda lihat, betapa besar anggaran hanya untuk belanja pemerintah saja bisa diberikan dana sebesar Rp. 1.938,3,- Triliun , sedangkan untuk dana desa diberikan Rp. 770, 4 Triliun, padahal masalah penyebaran wabah covid 19nya di NKRI ini belum selesai dan masih banyak rakyat itu butuh perhatian dari pemerintah baik itu perhatian didalam bentuk bansos uang dan juga sembako yang cukup untuk setiap bulannya. Namun sayangnya semua itu atau bansois yang cukup untuk setiap bulannya baik itu didalam bentuk uang dan juga sembako tidak terbukti, akibatnya daya beli rakyat Indonesia masih lemah dan para pedagangpun sepi pembeli.

  2. Iya memang benar apa yang dikatakan oleh Bapak Joko itu semuanya, karena memang di NKRI ini hidup bernegaranya untuk kaum elitnya atau kamu yang di atas atau sedang berkuasa adalah hanya bermain drama atau sandiwara belaka, sedang yang kaum dibawah atau kaum rakyat jelatanya kebanyakan justru sedang beribadah kepada Tuhan ALLAH SWT. Enak banget iyah jadi orang berkuasa di NKRI ini kerjanya cuma sekedar akcting atau bermain drama eh dapat gaji dari uang APBN atau uang rakyat besar pula. Sedangkan rakyat jelata kalau mau makan harus mencari uang susah payah dulu baru bisa makan, lalu bagaimana jika sudah mencari tidak dapat uang juga ? iya jelas ngutang sana dan ngutang sini. Sudah saatnya NKRI dirubah total.

  3. Iya memang benar apa yang semua telah dikatakan oleh Bapak Joko itu, kalau justru kebanyakan rakyat kelas bawah yang benar-benar jujur beribadah kepada Tuhan ALLAH SWT, sedangkan untuk yang kelas atas dan sedang berkuasa kerjanya hanyalah sekedar akcting-akcting belaka saja. Coba anda periksa dan lihat pidato pertanggung jawaban “Presiden RI” atau Bapak Joko Widodo tahun 2021 ini yang kemarin baru saja di pidatokannya, ada pidatonya ….yang utama adalah keselamatan rakyat Indonesia. Lho namun kenyataannya apa ? coba kita perhatikan bukankah kalau memang benar si Joko Widodo ini pemerintahannya lebih utama mementingkan keselamatan seluruh rakyat Indonesia, maka vaksin covid 19 yang diberikan untuk kebanyakan rakyat Indonesia adalah bukan merk Sinovac yang asalnya dari negara China atau Tiongkok itu, yang nilai efektifitasnya atau nilai membuat kebal si penerima vaksin covid 19 merk Sinovacnya hanya sebesar 60 an persen saja, melainkan seluruh rakyat Indonesia diberikan vaksin merk Moderna yang nilai efektifitasnya sampai 94,1 persen. Sedangkan kita semua sudah tahu bahwa untuk membuat suatu tubuh itu kebal dari suatu virus penyakit tertentu yang didalam hal ini adalah penyakit flu virus covid 19, maka nilai efektifitas yang harus ada adalah lebih dari 89 persen, karena kalau kurang dari 90 persen efektifitas vaksinnya maka si penerima suatu vaksin merk tertentu itu masih bisa tertular virus atau contohnya virus covid 19. Lalu bagaimana dengan penembakan dua orang mahasiswa Universitas Haleu haleo di kendari Sulawesi Tenggara sewaktu sedang demo protes terhadap pemberlakuan UU tentang Institusi KPK dengan menggunakan peluru tajam oleh oknum polisi ? dan kemudian bagaimana dengan kasus penembakan enam orang anggota FPI pengawal Habib Rizieq Shihab ? tidak ada penyelesaian masalah yang sempurna dan tuntas, bahkan kasus ini digolongkan ke dalam kasus pembunuhan pidana biasa dan bukannya kasus pelanggaran HAM, dan bahkan tiga orang oknum polisinya bisa bebas dari hukuman dan dinyatakan tidak bersalah, dan bahkan masih aktif menjadi polisi di NKRI ini. Apakah ini yang disebut sebagai yang utama adalah keselamtan rakyat Indonesia ? jawabannya tentu saja tidak.

  4. Iya memang betul itu. Pokoknya kita di NKRI ini sebagian besar masih dijajah sama bangsa sendiri yang sebenarnya adalah atheis komunis yang berpura-pura beragama, atau sama dengan menjadi warga negara kelas dua. Itu sama saja sebagian besar dari kita rakyat Indonesia belum benar-benar merdeka 100 persen.

  5. Ada satu lagi perbuatan pemain sandiwara poltitik di NKRI ini yaitu si Megawati Soekarno Putri, dimana dia atau si Megawati pakai ackting-akctingan segala yaitu sampai menangis dan bilangnya atau katanya dia atau si Megawati tidak suka jika si Joko Widodo itu banyak yang menghina, padahal di dalam kenyataannya kebanyakan dari para kritikus itu hanya mengkritik kinerjanya saja dan bukan menghina orangnya, mungkin hanya sedikit yang jengkel kepada kepemimpinan si Joko Widodo ini, dan akhirnya bertindak berlebihan. Pokoknya janganlah terlalu berlebihan menyikapi sesuatu hal itu, karena bukankah anda atau si Megawati adalah orang yang sudah dewasa dan bukan kanak-kanak lagi ? lagipula orang nomor satu atau “Presiden RI ” atau si Joko Widodo itu sudah mendapatkan posisi nyaman, lho bukankah beliau atau Bapak “Presiden RI” atau si Joko Widodo itu orang yang terhormat ? kaya ? pemimpin suatu bangsa atau negara ? dan hidupnya nyaman ? kenapa anda si Megawati Soekarno Putri justru tidak menangis sewaktu dua orang Mahasiswa Universitas Haleu haleo tewas karena ditembak oleh oknum aparat polisi dengan menggunakan peluru tajam pada saat demo protes tentang disahkannya UU KPK atau UU No. 19 tahun 2019 ? kenapa anda tidak menangis sewaktu enam orang laskar FPI ditembak oleh oknum aparat polisi dan bahkan oknum aparat polisinya itu bisa bebas berkeliaran tanpa dihukum ataupun dinyatakan bersalah dan masih aktif menjadi polisi sampai sekarang ? kenapa anda tidak menangis dengan keadaan rakyat Indonesia saat ini yang banyak di PHK atau diPutus Hubungan Kerja oleh Perusahaan tempat mereka bekerja lalu kemudian menjadi pengangguran ? kenapa anda justru tidak menangis dengan keadaan atau kondisi rakyat Indonesia saat ini yang banyak kelaparan disana -sini ? Apa pantas anda disebut sebagai salah satu Tokoh nasional ? tentu saja semua jawabannya hanya satu yaitu tidak.

  6. Lho.. memang benar begitu sih kelihatannya keadaan di negeri ini atau NKRI. Bagaimana tidak penuh dengan drama atau sandiwara, lho bukankah kalau mau menjadi pejabat negara di NKRI ini dibelakang layarnya adalah settingan atau jual beli jabatan belaka saja ? jadi jangan heran kalau ada seorang yang katanya salah satu tokoh nasional tua renta atau nenek-nenek akan tetapi bukan kategori neli atau nenek-nenek lincah, atau si Megawati Soekarno Putri ini berakcting ria atau menangis yang bukan pada tempatnya, eee..h pakai di viralkan segala. Sungguh kelihatan munafik banget akcting si Megawati ini. Rakyat Indonesia sudah banyak yang tahu kok kalau rata-rata para pejabat negara di NKRI INI TIDAK JUJUR UNTUK MENJADI PEJABAT NEGARANYA. Jadinya iya negara NKRI ini mendapatkan para aktor dan aktris politik belaka dan bukannya negarawan yang bisa menjadi pejabat negaranya, dan kerjanya pun hanya sekedar akcting pencitraan belaka. Dari pertama kali merdeka dulu sampai sekarang ini juga masih sama saja atau tidak ada perubahan yang berarti sama sekali. Ingat lho satu hal yang pasti bahwa NKRI ini adalah suatu negara dengan kekayaan alam nomor satu di dunia, namun kenapa justru masih banyak rakyat Indonesia yang hidupnya tidak sejahtera ? survei BPS yang mengatkan angka kemiskinan di NKRI ini hanya kurang lebih 29 juta itu bohong besar. Maklum survei lembaga yang satu ini atau BPS dari pertama kali dibentuk memang meragukan dan tidak akurat. Misalnya atau contohnya jika ada satu orang petugas BPS yang ditugaskan oleh atasannya untuk mensurvei atau mendata penduduk yang berhak menerima bansos, apakah mereka atau petugas BPS yang ditugaskan untuk mensurvei atau mendata para penduduk yang berhak menerima bansos itu benar-benar di data atau di survei satu persatu dengan sevalid mungkin ? ya jawabannya jelas tidaklah, yang pasti surveinya hanya asal-asalan saja. Bukankah buktinya sampai sekarangpun yang katanya sudah di data ulang dan sudah berganti Menteri Sosial, akan tetapi masih saja ada warga yang berkategori berhak menerima bansos atau warga tidak mampu yang belum menerima bansos atau misalnya BST, dll ? itu berarti survei keluaran dari BPS atau BADAN Biro Pusat statistik ini tidak akurat atau tidak valid, dan juga meragukan. Lalu bagaimana BPS bisa meramalkan pertumbuhan ekonomi NKRI ini di kuartal kedua tahun 2021 bisa akan tumbuh sebesar 7 ,07 persen ? akuratkah hal itu ? jawabannya sudah jelas tidak. Akan tetapi justru banyak masyarakat yang merasakan bahwa ekonomi mereka masih sangat sulit dan belum banyak berubah, atau dengan kata lain bagi kebanyakan rakyat Indonesia ekonomi masih minus dan belum bergerak ke positif.

  7. Lucunya di negara NKRI yang katanya mengaku-ngaku pemerintahannya ini demokratis, akan tetapi apa kenyataannya ? lukisan mural di suatu tembok rumah milik orang lain didaerah batu ceper kota Tangerang yang isisnya berupa lukisan wajah jokowi semu dan ditulisi 404 not found, atau kalau didalam bahasa digitalnya itu berarti kalau anda mencari si JOKOWI di seacrh engine misalnya di si mbah google dan setelah selesai lalu anda klik, maka kata 404 not found itulah yang ditemukan dan bukannya si jokowinya. Lalu apa maknanya itu? kita semua tidak ada yang pasti tahu kecuali sipembuat lukisan mural itu. Lalu kenapa polisi di daerah Tangerang menghapus dengan mencat hitam lukisan mural itu ? bukankah si pemilik rumah yang dinding rumahnya dilukis mural itu hanya diam saja dan tidak protes sama sekali ? bukankah seharusnya justru hak si pemilik rumah untuk menegur si pelukis mural itu karena telah mengotori tembok rumahnya ? akan tetapi sekali lagi bukankah tidak dilakukannya atau si pemilik rumah itu ? kenapa polisi bertindak arogan dan terlalu berlebihan ? apakah ini termasuk salah satu tugas pokok polisi NKRI yaitu sebagai pengaman, pengayom, dan pelindung masyarakat ? tentu saja jawabannya tidak, lalu bagaimana dengan tulisan Tuhan aku lapar yang ada di sebuah dinding atau tembok dijalan aria santika Tiga raksa Tangerang ? kenapa juga di cat hitam ? bukankah pemilik temboknya yang di tulis Tuhan Aku Lapar tidak protes ? bukankah pemilik tembok itu kemungkinan membenarkan tulisan si pelukis karena dia dan kebanyakan warga di daerah lain di Tangerang saat ini sedang lapar ? maka dari itu tidak dihapus toh ? lalu kenapa sekali lagi polisi bertindak arogan mencat hitam tulisan Tuhan Aku lapar ? kemudian ada tulisan di gambar dua hewan kucing yang satu mengenakan setelan jaket satu lagi mengenakan sweater abu-abu dibagian atasnya ditulis “Dipaksa sehat diNegeri yang sakit .” dikecamatan Bangil Pasuruan Jatim di hapus oleh Satpol PP. Oh ternyata saat ini petugas Satpol PP juga ikutan arogan seperti petugas polisi rupanya, dan terakhir masih ada lagi mural bertuliskan ” wabah sesungguhnya adalah kelaparan.” dimana tulisan ini ada di sebuah pintu seng dijalan wahidin sudiro husodo ciledug kota Tangerang. Saya tidak habis pikir kenapa para aparat negara saat ini bahkan yang levelnya cuma atau hanya Satpol PP saja arogan ? bagaimana dengan pembinaan para aparat negara selama ini ? bukankah seharusnya para aparat negara ini tahu bahwa selama mereka menjadi aparat negara itu mereka digaji dari APBN atau APBD yang aslinya adalah sumbernya salah satunya dari uang rakyat bayar pajak, allau keanpa anda para aparat negara banyak yang tidak berpihak kepada rakyat, akan tetapi lebih berpihak kepada penguasa ?. Sungguh suatu bentuk tindakan otoriter di suatu negara yang selama ini sudah mengaku-ngaku sebagai negara demokrasi pancasila. Kontradiktif banget bukan ?

  8. iya memang benar itu apa semua yang dikatakan oleh Bapak Agustinus slamet itu. Bernegara di NKRI ini yang selama ini sudah mengaku-ngaku berdemokrasi pancasila ternyata telah terbukti tidak demikian adanya. Sakitkah pemerintahan ini ? atau terlalu poloskah ? rasanya tidak keduanya, akan tetapi lebih ke munafik dan jahat kepada rakyatnya sendiri.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*