Pengerjaan Bandara Purbalingga Lambat, Ini Alasannya

Pengerjaan Bandara Purbalingga | Foto: humas.jatengprov.go.id
Mari berbagi

JoSS, SEMARANG – Progres pembangunan Bandara jenderal Besar (JB) Soedirman di Purbalingga dalam kurun waktu sekitar 18 bulan belum menunjukkan perkembangan yang berarti. Saat ini progres runway bandara yang ditarget beroperasi pada Lebaran 2020 itu baru mencapai 14%.

Padahal dalam bulan yang sama, Bandara Ngloram di Blora juga dibangun dan saat ini sudah mencapai 90 %. Akhir tahun ini bakal diujicoba pendaratan pesawat di bandara yang sudah vakum 34 tahun tersebut.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, menilai proses pengerjaan kedua bandara itu memerlukan penanganan yang berbeda.

“Beda jauh sekali, lebih rumit di sini [Bandara JB Soedirman]. Ini juga lebih gede. Kita ada urusan [pembebasan] tanah, amdal [analisis mengenai dampak lingkungan], melanjutkan pengerjaan yang awalnya milik TNI AU, yang runway masih tanah, dan lain-lain,” ujarnya saat meninjau pembangunan Bandara JB Soedirman di Purbalingga, Rabu (18/12).

Untuk tahap pertama, runway Bandara Purbalingga akan dibangun sepanjang 1,6 km. Selanjutnya pada tahap kedua akan diperpanjang hingga 2,5 km.

Baca juga: Empat Bandara Bakal Disinergikan Layani Joglosemar, Begini Pembagian Perannya

Untuk merealisasikan itu, Pemprov Jateng telah mengucurkan dana Rp50 miliar guna pembebasan 69 bidang tanah. Ganjar berharap pada lebaran tahun 2020 bandara tersebut bisa digunakan pendaratan pesawat.

“Setelah pengerjaan runway ini beres, kurang lebih 3-4 bulan, akan dilanjutkan pengaspalan. Mudah-mudahan lebaran bisa kita pakai, minimal untuk uji coba. Kalau 1,6 km ya paling pesawat ATR,” kata Ganjar.

Didampingi Danlanud JB Soedirman dan Manajer Proyek Hutama Karya, Ganjar mengecek langsung proses pengerjaan tanah. Ganjar pun terkagum dengan teknik pengolahan tanah tersebut menurutnya hanya diterapkan di dua tempat, yakni Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, dan JB Soedirman Purbalingga.

“Progresnya bagus. Ini sedang pengerjaan perbaikan tanah atau kolom grouth modular. Dan ternyata tekhniknya itu hanya ada, di bandara Soekarno-Hatta dan di sini. Itu teknologi luar biasa. kita sudah melihat perkembangannya mudah-mudahan bisa cepat selesai,” katanya. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*