4 Perusahaan Malaysia Jadi Penyebab Karhutla di Indonesia, Ini Sikap Mahatir Mohamad

Ilustrasi | Foto: mnctrijaya.com/.thestar.com
Mari berbagi

JoSS, KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad akan membuat undang-undang untuk menghukum perusahaan Malaysia yang dianggap bertanggung jawab atas kebakaran lahan di luar negeri.

Pernyataan itu diungkapkan setelah diketahui ada empat perusahaan Malaysia yang bertanggung jawab atas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Hal itu berdasarkan hasil pertemuan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya, belum lama ini.

Sebagai pemimpin negara, Mahathir berjanji akan mendesak perusahaan-perusahaan tersebut untuk memadamkan api di lahan Indonesia. Dia menjelaskan untuk mengambil tindakan hukum tersebut tentunya harus dinyatakan dengan peraturan perundang-undangan.

“Namun tentunya, jika kami mengetahui mereka tak mau mengambil tindakan, kami mungkin harus meloloskan hukum yang membuat mereka bertanggung jawab atas kebakaran di properti mereka itu, bahkan jika mereka di luar Malaysia,” ucap Mahathir seperti dilansir kantor berita Bernama.

Sementara itu, dua perusahaan Malaysia yang disebut-sebut bertanggung jawab atas karhutla di Indonesia mengaku sudah memadamkan api akibat operasi mereka.

Baca juga: Warga Malaysia Bakal Gugat Pemerintah Indonesia Karena Kabut Asap

Pernyataan ini dilontarkan di tengah desakan sejumlah warga agar Malaysia menggugat pemerintah Indonesia ke Mahkamah Internasional atas kabut asap akibat karhutla di Sumatera dan Kalimantan.

Namun, sejumlah pakar menganggap desakan ini nyaris mustahil karena tidak ada dasar hukum yang dapat menjamin pengajuan gugatan atas Indonesia.

Sebelumnya seperti dikutip dari CNNIndonesia, Malaysia terpaksa menutup lebih dari seribu sekolah karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan kian parah pada Rabu (18/9).

Kementerian Pendidikan Malaysia merilis surat penutupan sekolah setelah menerima laporan bahwa kualitas udara di beberapa daerah mencapai tingkat “sangat tidak sehat”.

Merujuk pada data Kementerian Pendidikan Malaysia, negara bagian yang terkena dampak paling besar adalah Selangor, di mana 538 sekolah ditutup.

Di ibu kota pemerintahan Malaysia, Putrajaya, 25 sekolah ditutup usai Indeks Polutan Udara (API) dilaporkan melebihi 200.

Berdasarkan indikator API, tingkat polusi 0-50 mengindikasikan kualitas udara bagus, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas berarti berbahaya.

Kualitas udara di sejumlah wilayah lain di Malaysia juga mencapai tingkat tidak sehat. Pemerintah setempat pun memutuskan untuk menutup sekolah, termasuk yang berada di Kuala Lumpur. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*