JoSS,, BOYOLALI – Bupati Boyolali, Seno Samodro menerangkan, tujuan dari pembangunan Kebun Raya Indrokilo adalah untuk menjaga lingkungan hidup dan mewariskan mata air kepada generasi penerus.
“Kami bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ingin menjaga lingkungan dan mewariskan mata air di wilayah ini,” kata Seno, seperti yang dilansir dari Antara, Jumat (3/5).
“Sederhana saja, muncul diskusi, muncul wacana marilah kita wariskan mata air, bukan air mata kepada generasi penerus,” tambahnya.
Pembangunan tersebut, lanjutnya, dilakukan dari nol untuk mendukung konsep Boyolali menjadi kota air, kota hijau, dan kota pintar. Gagasan itu diawali dengan perdebatan yang sangat alot, diskusi oleh para pemangku kepentingan, dan dibidani oleh LIPI.
“Selain untuk mendukung kepentingan konservasi, juga sebagai sarana penyediaan ruang terbuka hijau, wisata penelitian, dan pendidikan,”jelasnya.
Dia mengatakan, dengan lahan seluas 8,9 hektar telah digelontorkan anggaran sekitar Rp 45 miliar sejak 2016 hingga 2019.
Baca juga: Sensasi Mandi Bagai Raja di Umbul Ngabean, Boyolali
Anggaran berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Boyolali dan tidak ada bantuan dari sumber lain.
“Kami tidak meminta bantuan dari mana pun, tetapi karena efisiensi di berbagai bidang, sehingga bisa membangun kebun raya. Kebun raya ini, harus menunggu waktu lama. Pohon besar harus menunggu bisa puluhan tahun. Jadi Boyolali benar-benar merancang, mendiskusikan, dan membangun kebun raya,” ungkapnya.
Sementara Deputi Bidang Keilmuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati mengatakan, Kebun Raya Indrokilo Boyolali yang dibangun secara bertahap sejak 2016 itu
Menurut dia, Kebun Raya Indrokilo memang kecil, tetapi LIPI tidak mikir luasannya, yang penting bisa dikelola dengan baik. (nug/lna)
Leave a Reply