Dolar Stabil Tinggi Perajin Logam di Tegal Terancam Kolaps

Perajin logam
Ilustrasi perajin logam | Foto : instagram adhwaart
Mari berbagi

JoSS, TEGAL – Perajin logam di Tegal mengeluhkan harga bahan baku besi impor yang mengalami kenaikan hingga dua kali lipat akibat tekanan dolar AS terhadap rupiah. Sepekan terakhir dolas AS stabil tinggi nyaris menyentuh Rp15.000.

Seorang perajin logam di Tegal Fauzi Zobri mengatakan sejak nilai tukar rupiah terus merosot, pihak perajin kelimpungan untuk menyesuaikan biaya operasional. Hal itu dipicu oleh melambungnya harga bahan baku yang merupakan besi impor yang naik hingga 100%.

“Harga bahan baku makin tak terjangkau, hampir semua pengusaha logam kelimpungan karena selain mahal pasokan bahan baku juga tersendat,’’ katanya, seperti dikutip dari SM Network, Minggu (9/9).

Dia menambahkan sejak sepekan terakhir, pasokan bahan baku dari pabrik di Jakarta belum dikirim. Kabarnya, bahan baku sudah habis dan belum membeli lagi karena harganya yang tidak terjangkau. “Katanya, mereka sudah tidak kuat membeli (bahan baku), karena harga besi mentah semakin mahal,” katanya.

Untuk menyiasati hal tersebut, pengrajin sparepart motor ini akhirnya mengandalkan sisa bahan yang masih dimilikinya. Dia mengaku kewalahan saat mendapat orderan dari pabrik motor di Jakarta. Jumlah orderannya cukup banyak itu, terpaksa dibatalkan.

Baca juga : Industri Tekstil dan Properti Di Sukoharjo Terpukul Akibat Pelemahan Rupiah

“Padahal pesanan dari Jakarta lagi ramai, tapi terpaksa dibatalkan karena tidak ada bahan bakunya. Pesanan kami stop dulu,” ucapnya.

Fauzi khawatir jika kondisi ini terus berlanjut, usahanya bakal bangkrut karena tidak ada aktifitas sementara karyawannya juga butuh penghasilan.

Dia tidak bisa menjanjikan dapat mempertahankan karyawannya 30 orang. Menurutnya, jika sepekan ke depan dolar masih tinggi, terpaksa dia harus mengurangi jumlah karyawannya. “Stop line dulu,” ujarnya.

Penjual besi asal Desa Talang, Kecamatan Talang, Syaifudin (36), mengaku sejak tiga hari lalu, banyak pembeli membatalkan pesanannya karena mahalnya harga besi. “Mereka kaget karena harga besinya naik,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, sebenarnya harga jual besi sudah mulai naik sejak pertengahan Agustus 2018 lalu. Dari Rp7.000 menjadi Rp15.000. “Harganya setiap minggu naik. Ini karena stok besi kemungkinan impor,” ucapnya.

Dia mengaku tidak berani menyimpan stok. Dia khawatir jika sewaktu-waktu harga besi turun. “Gak berani stok banyak. Kalau mau beli ketika ada pesanan saja,” katanya. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*