Anak Tukang Bubur Dari Purbalingga  Masuk Capratar Akmil

tukang bubur
Imron Ichwani tengah mengikuti Sidang Pantukhir Tingkat TNI Terpusat dipimpin langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Gedung Lily Rochli Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Kamis (2/8) | Foto : istimewa/Puspen Dam IV/joss.co.id/Lina kasih
Mari berbagi

JoSS, PURBALINGGA – “Gantungkanlan cita – citamu setinggi langit, sebab apabila dalam meraihnya kamu terjatuh, kamu masih terduduk di antara bintang – bintang”.

Penggalan pidato dari Presiden Pertama RI Ir. Soekarno itu hingga kini sangat memotivasi kita untuk tidak takut bermimpi. Meski sepertinya mimpi itu sangat jauh dari angan-angan, karena dengan keinginan yang gigih dalam mencapainya, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan untuk mengabulkan mimpi kita itu.

Seperti halnya Imron Ichwani, pemuda yang tinggal Jl. Cempaka RT 03/06 Desa Selabaya Kec. Kalimanah Kab. Purbalingga yang sejak kecil memiliki cita – cita yang tinggi yaitu  masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

Namun kenyataan menghantarkan Putra ketiga dari enam bersaudara anak dari Sugeng Suroso yang sehari-hari berdagang bubur ayam itu kini telah menjadi Calon Prajurit Taruna (Capratar) Akmil Tahun 2018.

Ditemui di rumahnya, Sugeng Suroso menuturkan, Imron anaknya memang cerdas. Dari SD sudah sering ikut lomba Matematika, bahkan nilai matematika pada ujian nasional (UN) 10. Saat duduk dibangku SMP dan SMA Imron juga ikut lomba Olimpiade tingkat Provinsi.

Imron Ichwani menyelesaikan SD di SDN 1 Selabaya Kalimanah (2012) dan SMP di SMP N 1 Purbalingga (2015). Memasuki SMA, Imron harus tinggal bersama Kakeknya di Arcawinangun Purwokerto, karena harus bersekolah di SMAN 1 Purwokerto dan selesai SMA (Jurusan IPA) (2018).

Imron yang selama SMA tinggal bersama kakeknya di Purwokerto karena jarak yang jauh, selalu aktif dalam organisasi kesiswaan dan paskibraka. Berawal dari sana dan arahan dari Guru Pembina SMA, Imron yang awalnya bercita-cita masuk STAN bersama 16 rekan Almuni SMA N 1 Purwokerto mendaftar AKMIL.

Sugeng Suroso sendiri, sudah sepuluh tahun berdagang bubur ayam keliling dengan menggunakan sepeda motor dengan penghasilan rata-rata Rp50.000 per hari.

tkang bubur
Sugeng Suroso, ayah dari Imron Ichwadi yang dalam kesehariannya berjualan bubur ayam keliling dari dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama 406/Ck | Foto : istimewa/Puspen Dam IV/joss.co.id/Lina kasih

“Saya cuma dagang bubur ayam keliling, berangkat jam 05.00 sampai jam 09.00 pagi. Rute jualan saya dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama 406/Ck, balik lagi ke rumah,” terang Sugeng.

Ditanya soal anaknya yang masuk Capratar, bahwa dirinya mengetahui anaknya lolos pada tanggal 28 Juli 2018 yang lalu, langsung ditelepon oleh anaknya.

“Alhamdulilah Pak, saya lulus Capratar Akmil, besok tanggal 30 Juli 2018 saya ke Bandung untuk mengambil perlengkapan baju,” kata Sugeng

Rasa haru, bangga, bahagia  dan gak percaya anak saya diterima menjadi Calon Prajurit Taruna Akmil. Saya dan keluarga sangat senag dan bangga, karena Imron memang anak yang rajin, taat pada orang tua dan tekun beribadah. “Pokoknya anak saya itu gak neko-neko (aneh-aneh),” imbuh Sugeng.

Dikonfirmasi tentang adanya anak tukang bubur yang lulus Taruna Akmil, Kapendam IV/Diponegoro Letkol Arh Zaenudin, membenarkan hal itu.

“Benar, salah satu Calon Prajurit Taruna Akmil tahun 2018 adalah anak tukang bubur ayam keliling dari Purbalingga. Itulah bukti bahwa menjadi Taruna Akmil itu bukan hanya untuk anak pejabat tetapi semua warga negara Indonesia yang memenuhi syarat,” terang Kapendam.

Baca jugaBPNB: Jumlah Korban Gempa DI Lombok 91 Orang Meninggal

Ditambahkan Letkol Arh Zaenudin bahwa, menjadi Prajurit TNI adalah hak dari semua WNI, siapa saja boleh dan bisa, asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, baik untuk calon Perwira, Bintara maupun Tamtama. Dan yang perlu digaris bawahi, bahwa masuk TNI tidak dipungut biaya alias GRATIS, tegasnya.

Imron bersama para calon Taruna/Taruni lainnya mengikuti rangkaian kegiatan test yang telah diselenggarakan dari berbagai tingkat.

Test di antaranya meliputi pemeriksaan administrasi, test kesehatan, kesamaptaan jasmani, mental ideologi, psikologi dan test kesehatan kedua. Setelah itu seluruh calon taruna mengikuti tahap sidang Penilaian Penentuan Akhir (Pantukhir) tingkat angkatan dan tingkat TNI  terpusat.

Sidang Pantukhir Tingkat TNI Terpusat dipimpin langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dengan didampingi Kepala Staf Tiga Matra, yakni Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji dan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna.

Dari  556 peserta terdiri dari 551 calon Taruna dan 45 calon Taruni Akademi TNI, yang bertempat di Gedung Lily Rochli Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Kamis (2/8). Dari jumlah tersebut, hanya 521 orang ( 483 Taruna dan 38 Taruni) yang dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan Integratif TNI tanggal 6 Agustus 2018 di Magelang selama 4 Bulan.

Tahun 2018, alokasi Taruna/i Akademi TNI terdiri Akmil 296 orang ( 278 taruna dan 18 Taruni),  AAL 110 orang ( 100 Taruna  dan 10 Taruni), serta AAU  115 orang (105 Taruna dan 10 Taruni). (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*