Pembangunan LRT Semarang Senilai Rp1,2 Triliun Bakal Direalisasikan Awal 2019

lrt
Ilustrasi Light Rail Transit (LRT) | Foto : instagram ssci.palembang.sumsel
Mari berbagi

JoSS, SEMARANG – Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Semarang bakal dilakukan awal 2019. Proyek senilai Rp1,4 triliun tersebut nantinya akan ada sembilan koridor yang terintergrasi antara Bandara Internasidional A Yani, Stasiun dan kawasan kota Semarang.

Kasubag Perencanaan Dishub Kota Semarang, Joko Santosa mengatakan akan dilengkapi enam sampai delapan unit metro kapsul. Satu unit metro kapsul bisa mengangkut 80 orang. Setiap selang tiga sampai lima menit nanti akan ada metro kapsul.

Dia menuturkan pada tahap awal akan dibangun koridor Bandara Ahmad Yani-Pasar Bulu. Hal itu dilakukan guna mendukung bandara saat ini yang sudah berstastus internasional. Selain itu disepanjang jalur itu terdapat pusat bisnis baru dan hunian serta destinasi wisata.

“Proyek ini diharapkan bisa dimulai awal tahun depan, dengan pembangunan pertama untuk koridor Bandara-Pasar Bulu, waktu tempuh yang diperlukan sekitar sekitar 12 menit dari Pasar Bulu ke bandara. Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 1,2 triliun,” ujarnya.

Joko menuturkan, akan ada sembilan koridor LRT di antaranya Koridor 1 yakni, Mangkang-Kalibanteng (12,2 km), koridor 2 Bandara-Stasiun Tawang (10,1 km) dan koridor 3 Simpang Lima-Stasiun Tawang-Dr Cipto (8 km).

Adapun koridor 4 Penggaron-Simpanglima (8,7 km), koridor 5 Dr Cipto-Citarum-Fatmawati (9,4 km), koridor 6 Stasiun Tawang-Pelabuhan (7,3 km), koridor 7 Fatmawati- Bangetayu (6,8 km), koridor 8 Kalibanteng-Pamularsih-Milo (7,8 km) dan koridor 9 Bandara-Madukoro-Pasar Bulu-Cokroaminoto-Simpanglima (8,1 km).

“Pembangunan tahap pertama ini nanti ada beberapa stasiun pemberhentian tujuan yakni di bandara, PRPP, Madukoro, Pasar Kokrosono dan Pasar Bulu ,” katanya.

Jalur Stasiun LRT juga akan diselaraskan dengan jalur moda transportasi Bus Rapid Transit (BRT) yang sudah ada.

Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) Jalur Khusus (Dedicate Line) Trans Semarang dan Pengembangan LRT di Gedung B Lantai II, Perencanaan Wilayah dan Kota, Undip, Kamis (12/7).

Baca juga : PT KAI Tambah Layanan Luxury Sleeper Untuk Rute Jogja dan Solo

Sekretaris Dinas Penataan Ruang Kota Semarang M Irwansyah mengatakan tahap pertama LRT akan terintegrasi dari bandara ke Pasar Bulu, kemudian akan diteruskan secara bertahap hingga bisa terintegrasi ke kawasan Simpang Lima Semarang, dan seterusnya.

Menurut dia Bandara Ahmad Yani Semarang dengan terminal penumpangnya yang baru sekarang ini sudah bagus dan berskala internasional sehingga perlu terintegrasi dengan kawasan yang ada di perkotaan.

Menurut dia, terintegrasinya LRT menuju kawasan Simpang Lima sangat mungkin meski belum bisa dilakukan pada tahap awal karena saat ini pihaknya juga tengah menyusun rencana penataan kawasan itu.

“Sekarang ini, sedang disusun penataan kawasan Simpang Lima. Ini nantinya LRT juga akan terhubung. Namun, di tahap awal, yang dibutuhkan dari bandara ke Pasar Bulu dulu, nanti bertahap,” katanya.

Dia menegaskan, Pemkot Semarang semakin serius menggarap pembangunan LRT yang rencananya dimulai pada 2019 dengan terus menggodoknya bersama Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang

“Pembangunan LRT menjadi salah satu prioritas Pemkot Semarang untuk mendukung kemajuan kota. Ya, termasuk untuk melengkapi transportasi massal yang terintegrasi dengan bandara baru,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Harian DP2K Semarang Prof Sudharto P Hadi mengatakan pembangunan moda transportasi massal LRT merupakan langkah bagus dalam upaya mengurai kemacetan lalu lintas di Kota Semarang.

Meski demikian, rencana Dinas Perhubungan Kota Semarang membangun transportasi masal berbasis rel di Kota Semarang, sistem Light Rapid Transit (LRT), Kereta Rel Listrik (KRL), ataupun Mass Rapid Transit (MRT) itu dinilai belum realistis. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*