Cuaca Panas Datangkan Cuan Bagi Petani Tembakau, Harga dan Kualitas Meningkat

Harga Kualitas Tembakau
Petani tembakau di Kabupaten Rembang Rukun, mengaku senang karena harga tembakau pada tahun ini mengalami kenaikan, Rabu (6/9/2023).(Dokumentasi Pemrov Jateng)
Mari berbagi

JoSS, SEMARANG – Musim kemarau panjang di Jawa Tengah ternyata membawa berkah bagi para petani tembakau. Cuaca panas yang andal pada musim kemarau diyakini telah meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman tembakau, yang pada gilirannya mengakibatkan peningkatan harga jual per kilogram tembakau kering.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, Wisnu Brata, mengungkapkan bahwa saat ini harga tembakau rajang petik pertama mencapai kisaran Rp45.000 hingga Rp71.000 per kilogram. Bahkan, ada potensi peningkatan lebih lanjut seiring dengan jumlah petik tembakau yang terus meningkat.

“Harga tembakau saat ini luar biasa di Jateng [per kilogram]. Di Weleri (Kabupaten Kendal) mencapai Rp71.000, di Kabupaten Rembang mencapai Rp45.000, di Mranggen (Kabupaten Demak) Rp58.000, dan di Kabupaten Boyolali Rp65.000. Namun, di Kabupaten Temanggung harganya masih relatif stabil, belum mengalami kenaikan yang signifikan, berkisar antara Rp60.000 hingga Rp70.000,” ungkap Wisnu, seperti dikutip dari solopos.com, Rabu (13/9/2023).

Baca Juga: Cuaca Cerah, Kualitas dan Jumlah Panen Tembakau di Batang Naik Signifikan

Wisnu sendiri tidak memiliki penjelasan pasti mengapa harga tembakau di lereng gunung, seperti yang terjadi di Temanggung, belum mengalami kenaikan yang mencolok meskipun kualitas dan kuantitas tembakau meningkat selama musim kemarau ini.

“Mestinya seharusnya sama. Tapi saya tidak tahu mengapa pasar di sana seperti ini. Padahal, baik kualitas maupun kuantitasnya meningkat. Bahkan tembakau di lereng gunung sudah dijual dengan harga Rp90.000 hingga Rp100.000. Sedangkan tembakau dari area sawah berada di kisaran Rp60.000 hingga Rp70.000. Oleh karena itu, musim kemarau menjadi berkah bagi daerah seperti Weleri, Rembang, Mranggen, dan Boyolali. Namun, di Temanggung, belum terjadi perubahan signifikan,” jelasnya.

Selain mengenai harga, perubahan cuaca juga memengaruhi kualitas tembakau. Cuaca panas mampu meningkatkan kadar gula pada daun tembakau, membuatnya lebih kering, dan menghasilkan aroma yang lebih kuat. Selain itu, cuaca panas tidak menyebabkan tanaman tembakau terserang hama dan penyakit, memungkinkan petani untuk panen lebih banyak dengan tetap menjaga kualitasnya.

APTI Jateng mendorong petani tembakau untuk menjaga kualitas tembakau yang dihasilkan dengan menerapkan metode pengeringan yang tepat. Dengan peningkatan kualitas dan kuantitas tembakau ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para petani tembakau di Jawa Tengah. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*