Isuzu Panther Tak Lagi Diproduksi, Bagaimana Ketersediaan Suku Cadangnya?

Foto: hsrwheel.com
Mari berbagi

JoSS, JAKARTA – Isuzu Panther sudah tidak diproduksi lagi di Indonesia baik model Multi Purpose Vehicle (MPV) dan pikap. Isuzu ingin fokus pada segmen kendaraan komersial dengan model lain.

Kabar menyebutkan bila mobil tersebut tak akan dilanjutkan sebab perusahaan enggan mengganti mesin guna menyesuaikan regulasi gas buang Euro 4 mesin diesel yang akan berlaku tahun ini.

“Hari ini kami ucapkan terimakasih Panther, karena kami akan fokus ke kendaraan komersial,” kata General Manager Marketing Division Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) Attias Asril secara virtual, Rabu (10/2).

Panther merupakan salah satu model andalan Isuzu yang dijual di Indonesia sejak 1991. Hingga sekarang, mobil tersebut telah terjual 433.117 unit. Jumlah itu merupakan penjualan MPV dan pikap.

Keputusan ini artinya membuat Isuzu hanya memasarkan satu model mobil penumpang yakni Sport Utility Vehicle (SUV) Mux. Sedangkan mobil komersial antaranya Dmax, Traga, Elf, dan Giga.

Lebih lanjut, Attias memastikan bila perusahaan tetap akan bertanggungjawab mengenai servis dan ketersediaan suku cadang pengguna meski Panther tak lagi diproduksi.

Baca juga: Beli Produk Otomotif di Luar Domisili Bakal Lebih Mudah

After Sales Service Division Head Astra Isuzu Heri Wasesa, mengatakan pihanya akan tetap menyediakan suku cadang dan berkomitmen dengan memberi layanan servis pada bengkel resmi kepada konsumen Panther meski mobil sudah tak lagi diproduksi.

Menurutnya, paling tidak ketersediaan suku cadang akan tersedia hingga delapan tahun ke depan pasca mobil berhenti diproduksi. “Kewajiban sebuah merek menyediakan spare part itu sampai 8 tahun sejak tahun run out,” kata Heri, dilansir dar CNNIndonesia.

Namun, tidak menutup kemungkinan suku cadang Panther tetap diproduksi dengan menyesuaikan permintaan. “Tapi faktanya, hukum ekonomi, ketika ada permintaan, ada pasar, pasti akan dilayani, tentunya permintaan itu disesuaikan dengan volume,” ungkap dia.

Menurut Heri hal tersebut juga berkaca pada banyaknya mobil lawas Isuzu yang banyak memanfaatkan bengkel resmi untuk mendapat layanan perbaikan.

“Faktanya pada hari ini, kendaraan tahun 1990an akhir dan 2000an awal masih masuk ke bengkel kami, jumlahnya cukup besar. Mobil Isuzu yang umurnya 20 tahun masih rutin masuk ke bengkel kami, jadi ketersediaan spare part rasanya tidak perlu dikhawatirkan,” ucap Heri. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*