Maha Menteri Tejo Wulan Janji Selesaikan Konflik Antar Saudara di Kraton Solo

KGPA Tedjowulan (kiri) dengan putrinya BRA. Putri Woelan Sari Dewi (kanan) | Foto: Tono/joss.co.id
Mari berbagi

JoSS, SOLO – Maha Menteri Kraton Kasunanan Surakarta Kanjeng Gusti Panembahan Agung (KGPA) Tedjo Wulan bertekad melakukan langkah tegas demi terciptanya kerukunan di kalangan putra – putri Paku Buwono XII.

Seperti diketahui, konflik antar saudara di Kraton Kasunanan Surakarta sudah berlangsung puluhan tahun, bahkan  bahkan berdampak bangunan kraton peninggalan dinasti Mataram Islam itu banyak yang roboh terbengkalai.

“Kita keturunan PB XII sudah menua, saya sudah 66 tahun. sebelum mati saya harus berbuat sesuatu agar keluarga rukun, kraton Surakarta yang bangunannya rusak bisa dibangun kembali,” ujar Panembahan Agung Tedjo Wulan kepada wartawan di Sasono Purnomo Badran, Solo, Jumat (13/3).

Gusti Tedjo mengakui pihaknya sudah menginventarisir masalah kenapa konflik di kraton Surakarta malah tidak segera padam, tapi malah melebar tidak keruan. “Hal itu disebabkan masuknya orang luar malah seakan- akan menjadi pengambil keputusan atas nama Paku Buwono XIII Hangabehi yang nota bene kakak saya sendiri,” ujarnya.

Dia menyatakan memiliki konsep agar ada wakil Kraton Surakarta duduk di pemerintahan kota Surakarta.

“Saya mohon dengan hormat kepada Ketua DPP PDIP ibu Megawati Soekarno Putri agar memberi rekomendasi kepada calon wakil walikota Solo dari PDIP yakni BRA. Putri Woelan Sari Dewi, cucu PB XII, agar komunikasi ke depannya antara kraton Kasunanan Surakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dapat lebih baik,” tuturnya.

Baca juga: Gegara Dicap ‘Antek Londo’ Gusti Moeng Luruskan Sejarah Kraton Mataram

Konsep lainnya adalah mengakomodir Ketua Lembaga Dewan Adat ( LDA ) Kraton Surakarta Gusti Kanjeng Ratu ( GKR) Koes Moertiyah agar dimasukkan ke dalam lembaga yang dibentuk PB XIII bersama pemerintah yakni Bebadan Kraton Kasunanan Surakarta.

“Saya tahu Gusti Moeng yang adik saya, dihalang-halangi oleh sekelompok orang luar yang dipercaya Sinuwun saat akan menghadap raja PB XIII. Hal itu juga saya alami sendiri. Saya itu masih punya jiwa tentara, taat tanpa reserve pada komandan termasuk raja Paku Buwono XIII Hangabehi kakak saya sendiri. Kalau saya dì alusi saya juga bersikap halus. Namun sebaliknya kalau saya diinjak mau ketemu kakak sendiri dihalang-halangi saya akan melawan,” ujar Gusti Tedjo yang pensiun dari dinas TNI Angkatan Darat dengan pangkat Brigadir Jendral itu.

Menurut Gusti Tedjo, panggilan akrab Maha Menteri Kraton Kasunanan Surakarta, mumpung presidennya orang asli Solo, pak Jokowi, yang punya kepedulian akan membangun kraton Surakarta baik sebagai pusat pariwisata dan budaya.

“Aneh ya, pemerintah akan membantu kraton Surakarta mintanya apa dibantu. Namun antar keluarga tidak kompak bahkan manajemen kraton Solo jelek, sehingga peluang dapat bantuan itu malah diberikan ke Pura Mangkunegaran,” ujar Gusti Tedjo sembari menambahkan pihaknya di hari tuanya ini akan berbuat sesuatu hingga kraton Surakarta moncer kembali sebagai pusat budaya Jawa serta destinasi wisata yang menjadi favorit baik wisatawan nusantara maupun manca negara. (ton/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*