Usai Sholat Tarawih, Presiden Jokowi Bahas Rencana Operasional LRT di Bogor

Mari berbagi

JoSS, BOGOR – Usai melaksanakan sholat tarawih di Masjid Jenderal Besar Soedirman Bogor, Presiden Joko Widodo membahas rencana operasional Light Rail Transit (LRT) masuk Kota Bogor dengan wakil wali kota setempat, Dedie A. Rachim. 

Dedie mengatakan diperkirakan 30 persen pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) dan 40 persen pengguna kendaraan roda empat akan beralih ke LRT.

“Konsen saya kan soal transportasi, beliau menanyakan tentang dua hal. Pertama kesiapan Kota Bogor terkait dengan ‘project’ LRT masuk ke Kota Bogor,” kata Dedie, seperti yang dilansir dari Antara, Senin (6/5).

Dia mengatakan bahwa Jokowi juga menanyakan lokasi yang akan dijadikan sebagai stasiun LRT jika pembangunannya masuk “Kota Hujan”, sebutan untuk Kota Bogor itu.

Baca jugaLRT Jadi Target Utama Pembangunan Semarang 2019

“Kedua, beliau menanyakan titiknya di mana, stasiunnya nanti di mana. Nanti kita akan koordinasikan dengan pusat,” kata dia.

Dedie mengatakan bahwa kehadiran LRT mampu mengakomodasi mobilitas 120 ribu warga Bogor per hari. Ia memperkirakan 30 persen pengguna kereta rel listrik (KRL) akan beralih ke LRT dan 40 persen pengguna kendaraan roda empat akan beralih ke LRT.

“Kenapa 40 persen? Karena pada tahun 2020 Pemprov DKI Jakarta akan menerapkan sistem Electronic Road Pricing (ERC). Jadi, dari Bogor ke Jakarta para pengguna mobil harus dua kali bayar tol. Ini harus diantisipasi,” ujar mantan direktur di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor membeberkan sejumlah langkah penanganan kemacetan di pusat Kota Bogor Jawa Barat, salah satunya dengan melaksanakan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 49 Tahun 2017, yaitu tentang Percepatan Pembangunan Light Rail Transit (LRT).

Menurut Dedie A Rachim, pembangunan mulai dari Cibubur, Cimanggis lalu ke Bogor. Stasiunnya akan ada di Baranangsiang. (nug/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*