Papatsuta Minta Label SNI Tak Hilangkan Ruh Pasar Tradisional

pasar berlabel SNI
Pasar Jebres Solo | Foto: youtube
Mari berbagi

JoSS, SOLO – Ketua Paguyuban Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta), Ari Saputro, mendukung upaya menjadikan Pasar Jebres sebagai Pasar Berlabel SNI. Akan tetapi dia meminta ruh asli dari pasar tradisional.

“Ruh asli dari pasar tradisional adalah kegiatan tawar menawar antara pembeli dan pedagang,” kata Ari Saputro, seperti yang dilansir dari solopos.com.

Di sisi lain, Ari berharap, agar semua pasar-pasar tradisional lain juga mendapatkan standar-standar seperti SNI.

Perlu diketahui, Pasar Jebres akan mengikuti jejak Pasar Tanggul di Kelurahan Sewu. Yaitu menjadi pasar berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Pasar Jebres memang diproyeksikan Dinas Perdagangan (Disdag) Solo sebagai pasar berikutnya yang memenuhi kategori SNI.

Menurut Kepala Disdag Solo, Subagiyo, bahwa pembangunan pasar berlabel SNI sudah diprogramkan Pemkot sejak lama. Pada 2019, Disdag menargetkan memiliki satu lagi pasar berlabel SNI yaitu Pasar Jebres.

“Sudah diprogramkan semua sebenarnya. Untuk tahun ini kami menargetkan satu pasar lagi akan berlabel SNI. Nanti di Pasar Jebres. Karena kami sudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan untuk mendapatkan sertifikat tersebut. Nanti tinggal diajukan untuk dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak,” ujarnya.

Guna memenuhi standar SNI, ada 47 syarat yang harus dipenuhi oleh pasar tersebut. Salah satunya memiliki fasilitas ramah difabel. Subagiyo optimistis Pasar Jebres dapat memenuhi ke-47 syarat tersebut.

“Syaratnya ada banyak. Ada 47 syarat SNI. Nanti standar di Pasar Jebres kurang lebih sama dengan di Pasar Tanggul. Kami berusaha memenuhi 47 standar tersebut,” ujarnya.

Baca juga: Kebocoran Air PDAM Solo Setara Volume Waduk Cengklik

Dalam rencana pembangunan, terdapat revisi dalam penyusunan detail engineering design (DED) pembangunan Pasar Jebres. Revisi tersebut terkait desain parkir untuk menampung kendaraan pengunjung maupun pedagang pasar. Dalam desain semula, parkir kendaraan disiapkan di depan pasar.

Penyedian lahan parkir tersebut dinilai akan menutupi wajah pasar sehingga dipindahkan ke bagian belakang pasar. Nantinya lahan parkir disiapkan mampu menampung 30 unit mobil dan 200-an sepeda motor.

Pasar Jebres akan dibangun selaras dengan bangunan Stasiun Jebres. Jadi bagian muka pasar harus terlihat dan tidak tertutup parkir.

Hingga akhirnya proyek pembangunan Pasar Jebres yang ditarget rampung awal 2019, mendekati penyelesaian. Disdag juga merencanakan pedagang dapat ditata di Pasar Jebres pada April nanti.

“Nanti April sudah ditata pedagangnya di Pasar Jebres. Setelah itu, kami ajukan untuk dinilai. Kami sudah mendesain pasar tersebut ramah difabel. Mulai dari ramp di pintu masuk, toilet, paving. Hanya tidak seperti Pasar Tanggul, nanti Pasar Jebres tidak memiliki eskalator. Untuk naik ke lantai II, ada ramp yang sudah diukur kemiringannya,” jelas Bagiyo.

Seiring dengan tahap penyelesaian pembangunan Pasar Jebres, Pemkot Solo menginginkan Pasar Jebres berlabel SNI. Seluruh pihak mendukung upaya ini. Termasuk Paguyuban Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta) yang menginginkan ruh pasar tradisional hilang dari pasar yang telah diberi label SNI. (nug/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*