Over Target, Bank Jateng Catatkan Laba Rp1,97 Triliun

Laba
Bank Jateng | Foto: google
Mari berbagi

JoSS, SEMARANG – Kinerja Bank Jateng pada tahun ini terbilang moncer. Setelah mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi di kancah nasional, Bank milik Pemprov Jateng ini berhasil mencatatkan keuntungan atau laba mencapai Rp1,97 triliun.

Direktur Utama Bank Jateng, Supriyatno mengatakan pencapaian ini lebih besar dibanding target dari rencana bisnis yang sebelumnya ditetapkan Bank Jateng pada tahun 2018, yakni Rp1,73 triliun..

Dia menuturkan dengan capaian tersebut, membawa Bank Jateng menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terbesar kedua di tingkat nasional.

Hal itu disampaikannya, saat acara penyerahan bantuan dana sosial atau corporate social responsibility (CSR) di kantor Bank Jateng, Jl. Pemuda, Kota Semarang, Jumat (28/12/2018).

“Alhamdulillah, dengan capaian itu [laba Rp1,97 triliun] kita menjadi BUMD [badan usaha milik daerah] terbesar kedua tingkat nasional,” tutur Supriyatno, seperti dikutip dari Solopos.com.

Menurut dia selain mencatatkan laba yang cukup besar, bank milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng itu juga mengalami peningkatan nilai aset yang cukup signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Baca juga: Malam Pergantian Tahun Hendi Ajak Warga Saksikan Peluncuran Semarang Bridge Fountain

Jika pada 2013, aset Bank Jateng hanya mencapai Rp30,70 triliun, maka hingga Desember 2018, asetnya bertambah dua kali lipat menjadi Rp68,81 triliun.

“Disamping itu, pertumbuhan dana kredit selama lima tahun terakhir juga tumbuh di kisaran 16% atau lebih tinggi dibanding BPD-BPD [bank pembangunan daerah] lain,” imbuh pria yang akrab disapa Nano itu.

Tak hanya fokus dalam mencari keuntungan, Bank Jateng juga aktif dalam menyalurkan bantuan sosial dalam program CSR. Sepanjang 2018, total dana yang digelontorkan Bank Jateng untuk program CSR mencapai Rp19,03 miliar.

Dana sosial itu disalurkan untuk berbagai kegiatan, seperti pengentasan kemiskinan melalui penanganan 814 rumah tidak layak huni (RTLH) se-Jateng, pemberian perlindungan BPJS Ketenagakrejaan bagi pekerja informal, hingga restorasi bangunan cagar budaya, yakni Gedung ITC di kawasan Kota Lama Semarang.

“Harapan kita tentu porsi dana CSR yang disalurkan pada tahun depan lebih besar. Agar bisa memberikan porsi dana yang lebih besar, tentu keuangan kita juga harus lebih sehat,” terang Nano. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*