Merugi Peternak Unggas Minta Perlindungan Hak Usaha

peternak
Ternak unggas | Foto : google
Mari berbagi

JoSS, SOLO – Kalangan peternak ayam mandiri di Solo meminta pemerintah memberikan perlindungan usaha terkait anjloknya harga ayam di pasaran akibat over suplay dari perusahaan besar.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Soloraya, Jawa Tengah, berharap ada perlindungan hak usaha kepada peternak kecil agar tidak merugi, karena persaingan usaha dari peternak besar.

Ketua Pinsar Solo Parjuni mengatakan penurunan harga ayam di pasaran saat ini akibat over suplay dari perusahaan besar, harga ayam hidup turun dari Rp18.000/kg menjadi Rp13.000/kg. Padahal biaya operasional dan bibit ayam terus naik.

Para peternak juga merasa kesal lantaran harga ayam di kandang sangat rendah kendati harga daging ayam di pasaran masih cukup tinggi, mencapai Rp30.000. “Harga pasar tinggi namun peternak justru merugi,” katanya. Dia berharap pemerintah menyelidiki kemungkinan adanya permainan kartel dalam bisnis tersebut.

Baca jugaBPJS Kesehatan Semarang Bayar Tunggakan Rp138,9 Miliar Untuk 20 Rumah Sakit

“Penurunan harga ini terjadi karena ada ‘over’ suplai di pasaran. Memang dari data Kementerian Pertanian pada Januari-Juli ada surplus bibit ayam, tapi overnya ini karena ada pasokan dari pengusaha besar,” katanya, Rabu (26/9) seperti dikutip dari Solopos.

Menurut dia, melihat situasi di mana terjadi surplus bibit ayam, banyak perusahaan besar yang kuat secara modal akhirnya masuk di pasaran dan tidak mau berbagi dengan peternak mandiri.

“Berlebihnya panen mereka ini imbasnya ke kami. Peternak mandiri yang akhirnya mengalami kerugian,” katanya.

Menurut dia, jika idealnya harga bibit ayam di kisaran Rp5.000-5.500/ekor saat ini naik menjadi Rp7.000/ekor.

“Harga pakan naik sekitar Rp600/kg. Bahkan kalau di tingkat peternak naiknya Rp1.000-1.200/kg. Sekarang harganya menjadi Rp7.000/kg, harapan kami bisa turun menjadi Rp6.500/kg,” katanya.

Terkait hal itu, pihaknya telah melakukan aksi keprihatinan dengan cara membagikan ayam hidup secara gratis kepada masyarakat Kota Solo dan sekitarnya sebanyak 1.500 ekor. Pembagian ayam potong dalam kondisi hidup itu merupakan bentuk protes terhadap merosotnya harga daging ayam di tingkat peternak.

Ayam itu dibagikan kepada para pengunjung Pasar Jongke Solo. “Kami ingin pemerintah memberikan perhatian kepada peternak kecil,” katanya.  (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*