Film Indonesia ‘Onde Mande’ dan ‘KKN di Desa Penari’ Pukau Penonton di Bioskop Jenewa

Onde Mande Jenewa
Film Indonesia "Onde Mande" dan KKN di Desa Penari" diputar di sebuah bioskop di Jenewa, Swiss pada 29-30 September 2023. (PTRI Jenewa)
Mari berbagi

JoSS, SWISS – Pertama kalinya, film layar lebar Indonesia, ‘Onde Mande‘ dan ‘KKN di Desa Penari’, memukau penonton saat ditayangkan di bioskop Pathè Balexert, yang merupakan bagian dari mall terbesar di Jenewa, Swiss. Antusiasme penonton yang memadati ruang bioskop menjadi sorotan utama dalam acara ini.

Dalam keterangan resmi dari PTRI Jenewa, pemutaran film ini merupakan bagian dari Indonesia Movie Days 2023. Acara tersebut tidak hanya memutar film panjang dengan genre komedi dan horor, tetapi juga mempersembahkan film pendek dengan beragam genre, seperti ‘Maulid Bayan’, ‘Romansa di Balik Pagar Akal’, dan ‘Pepadu’.

Pemutaran film-film Indonesia ini berlangsung selama dua hari, yaitu pada tanggal 29 September hingga 30 September 2023. Acara dibuka dengan resepsi yang dihadiri oleh sekitar 100 pengunjung, termasuk pelaku industri perfilman, pejabat diplomatik dari negara-negara sahabat, pejabat PBB, dan berbagai organisasi internasional yang berbasis di Jenewa.

Selain itu, Warga Negara Indonesia yang tinggal di Swiss juga turut serta dalam acara tersebut. Kesempatan pemutaran film juga dimanfaatkan untuk mempromosikan berbagai aspek Indonesia, mulai dari kuliner hingga produk ekspor.

Dalam pidatonya, Duta Besar Watap RI Jenewa, Febrian Ruddyard, menyampaikan bahwa ekonomi kreatif, termasuk industri perfilman, memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Hal ini mencakup dorongan terhadap diversifikasi ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan inovasi.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno, menekankan peran penting industri film sebagai media komunikasi dalam mempromosikan potensi pariwisata budaya dan ekonomi masyarakat. Festival Film MIKTA menjadi wadah kolaborasi internasional untuk mewujudkan misi tersebut.

Pemutaran film menjadi wujud nyata dari kerjasama ekonomi kreatif, terutama dalam industri perfilman. Meskipun di tengah pandemi, industri perfilman, animasi, dan video Indonesia mencatat pertumbuhan sebesar 6,3% dalam kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (GDP) pada tahun 2021. Kembalinya momentum industri perfilman Indonesia menjadi peluang yang positif untuk mendukung para pelaku perfilman dan ekonomi kreatif di Indonesia.

PTRI Jenewa terus mengangkat isu pentingnya ekonomi kreatif di tingkat multilateral dan dalam organisasi internasional di Jenewa. Salah satu upayanya adalah melalui inisiatif pemutaran film negara-negara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia) selama masa keketuaan Indonesia di MIKTA tahun ini. Pemutaran film anggota MIKTA di Jenewa dijadwalkan akan berlangsung mulai September hingga Desember 2023, dengan total 11 film yang akan diputar.

Sebagai Ketua MIKTA, Indonesia berkomitmen untuk menciptakan inisiatif yang mendukung kerjasama ekonomi antara lima negara anggota MIKTA, termasuk dalam sektor ekonomi kreatif. Ini tidak hanya akan mencakup industri perfilman, tetapi juga berbagai produk ekonomi kreatif lainnya. Diharapkan, melalui pemutaran film ini, akan semakin jelas pentingnya isu ekonomi kreatif, dan pada akhirnya, mendukung pembahasan resolusi yang diprakarsai Indonesia di PBB tahun ini terkait “Ekonomi Kreatif dan Pembangunan Berkelanjutan.” (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*