DIY Darurat Sampah, Pakar Lingkungan Hidup UGM Usulkan Konsep Sampah Berbayar

Sampah Berbayar UGM
Ilustrasi mebuang sampah (Foto: 89stocker)
Mari berbagi

JoSS, SLEMAN – Penyelesaian masalah sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dianggap perlu melibatkan semua pihak. Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup UGM, Mohammad Pramono, menyampaikan bahwa pengenalan konsep sampah berbayar kepada masyarakat dapat menjadi solusi yang efektif.

Pramono mengusulkan agar masyarakat melakukan pemilahan sampah secara mandiri, dengan mengelola sampah organik menjadi kompos dan menyisihkan sampah plastik yang nantinya akan diambil oleh pihak ketiga.

“Konsep sampah berbayar ini diharapkan dapat mengurangi volume sampah. Namun, bagi masyarakat yang tidak memiliki waktu untuk mengelola sampahnya sendiri, mereka dapat membayar lebih untuk pembuangan sampah,” ujar Pramono.

Menurut Pramono, metode sampah berbayar ini dapat menjadi solusi bagi masalah sampah di hulu, yaitu di kalangan masyarakat. Namun, untuk sektor hilir, teknologi juga harus diaplikasikan dalam pengelolaan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan.

Baca Juga: Ingin Foto Prewedding di Taman Sari Jogja? Segini Tiket Tarifnya

Salah satu teknologi yang bisa diterapkan di TPST Piyungan adalah mengubah sampah menjadi bahan bakar. Pramono menjelaskan bahwa dengan mengolah sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), sampah dapat digunakan sebagai bahan bakar dengan kadar air kurang dari 20 persen.

Hal ini dapat membantu mengurangi penggunaan bahan bakar batubara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan cara co-firing.

Pramono menyatakan bahwa teknologi ini dapat diaplikasikan di TPST Piyungan, sehingga sampah yang masuk sebanyak 600 ton per hari dapat diolah menjadi bahan bakar. Proses pengolahan sampah menjadi bahan bakar ini juga dapat membantu mengurangi tumpukan sampah di TPST Piyungan dan memfungsikan kembali area tersebut.

Namun, untuk menerapkan konsep sampah berbayar dan teknologi pengolahan sampah menjadi bahan bakar ini, diperlukan kerjasama dengan pemerintah melalui peraturan daerah yang kuat untuk melindungi proses ini.

Tumpukan sampah plastik yang terlihat di beberapa sudut Yogyakarta menjadi salah satu contoh masalah sampah yang perlu segera diatasi. Meskipun tempat pembuangan akhir di TPST Piyungan saat ini beroperasi secara terbatas, konsep sampah berbayar dan pengolahan sampah menjadi bahan bakar dapat menjadi langkah efektif untuk mengatasi masalah sampah di wilayah tersebut.

Dengan melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah, dan institusi terkait, diharapkan penanganan sampah di Sleman dapat menjadi lebih efisien dan berkelanjutan. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*