Jenazah Lily Wahid Bakal Dimakamkan di Pesantren Tebuireng Jombang

Lily Wahid Bakal Dimakamkan di Pesantren Tebuireng
Lily Wahid meninggal dunia pada Senin 9 Mei 2022 (Tangkapan layar web TVNU Televisi Nahdlatul Ulama)
Mari berbagi

JoSS, JAKARTA – Berita duka datang dari keluarga besar Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Adik kandung Gus Dur, Lily Chodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim meninggal dunia pada Senin (9/5/2022) sore.

Dikabarkan oleh pihak keluarga bahwa Wanita yang akrab disapa Lily Wahid tersebut, meninggal dunia di Pusat Jantung terpadu di Pusat Jantung Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat pada pukul 16.25 WIB, Senin (9/5/2022) setelah sempat menjalani perawatan di Pusat Jantung Terpadu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), karena mengalami gangguan jantung.

Pada akhir April 2022 lalu, Lily Wahid telah menjalani proses pemasangan stent atau ring di jantungnya di Jakarta Heart Center, Matraman, Jakarta dan sempat mengalami komplikasi sepsis.

“Jenazah akan disemayamkan di West Covina Blok SH 6/31, Kota Wisata Cibubur, Bogor. Insya Allah jenazah akan dimakamkan di pesantren Tebuireng Jombang besok berangkat dari rumah duka besok Selasa 10 Mei 2022 pukul 05:00,” tulis keterangan dari keluarga.

Seperti kakak kandungnya Gus Dur, Lily Wahid dikenal sebagai aktivis NU dan juga seorang politisi seperti yang dilansir KabarLumajang.com dari berbagai sumber bahwa Lily Wahid merupakan seorang politisi yang pernah menduduki komisi I.

Memiliki nama lengkap Lily Chodidjah Wahid, yang dilahirkan di Jombang pada 4 Mei 1948 dan merupakan anak kelima dari pasangan KH. Wahid Hasyim dan Ibu Soclihah Wahid Hasyim.

Lily Wahid adalah anggota DPR RI 2009-2014. Dalam perjalanan sebagai politisi Lily Chodidjah pernah diberhentikan secara tidak adil karena terlalu kritis menentang kenaikan BBM dan mendukung Panitia Khusus Hak Angket Bank Century.

Pada kasus Bank Century, Lily membentuk Tim Sembilan yang didukung oleh delapan anggota DPR dari lintas fraksi.

Tim Sembilan inilah yang kemudian mengusulkan agar DPR dapat menggunakan hak angket untuk mengusut kasus dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century tersebut.

Tetapi, Lily Chodidjah sempat mendukung muktamar PKB di Ancol tahun 2008 yang menempatkan Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum PKB. Setelah dipecat dari PKB, Lily Wahid pindah ke Partai Hanura.

Lily sendiri sudah mengenal politik sejak usia belia, di usianya yang 19 tahun waktu itu Ia sudah dicalonkan sebagai anggota DPR.

Namun, ia batal mengikuti perhelatan politik tersebut karena anggota keluarga lainnya sudah banyak yang mencalonkan diri sebagai caleg.

Adik Gus Dur ini memandang politik bukanlah sebagai ajang perebutan kekuasaan. Namun, ia lebih memaknai politik sebagai salah satu upaya untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat.

Karena itu, menurutnya setiap orang harus bisa memainkan perannya masing-masing dan dengan turut berpartisipasi dalam kancah politik merupakan wadah untuk menyampaikan aspirasinya terhadap situasi perkembangan negara.

Itulah mengapa Lily Wahid tidak pernah gentar menyuarakan kebenaran meskipun kepahitan dalam dunia politik harus diterima olehnya. (lna)

 

 

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*