Bahas Myanmar, Tujuh Pemimpin Negara ASEAN dan Perwakilan PBB Hadiri KTT di Jakarta Hari Ini

Ilustrasi
Mari berbagi

JoSS, JAKARTA – Tujuh pemimpin ASEAN termasuk dari Myanmar, hadir dalam ASEAN Leaders Meeting (ALM) atau Konferensi Tingkat Tinggi  (KTT) 2021 di di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Sabtu (24/4/2021). Agenda di yang digelar untuk membahas perkembangan situasi di Myanmar ini juga diharidi perwakilan dari PBB.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan sejauh ini ada tiga pemimpin ASEAN yang menyatakan tidak bisa hadir dalam acara tersebut.

Itu artinya, tujuh pemimpin ASEAN termasuk dari Myanmar, akan hadir dalam KTT yang digelar untuk membahas perkembangan situasi di Myanmar.

“Para pemimpin ASEAN, termasuk Presiden RI, telah menerima undangan dari Sultan Brunei Darussalam sebagai ketua ASEAN untuk menghadiri ALM 24 April di Sekretariat ASEAN,” kata Retno saat memberikan keterangan pers usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Vietnam Phạm Minh Chính di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/4/2021).

Menlu mengatakan tiga pemimpin ASEAN yang absen dalam pertemuan adalah Perdana Menteri (PM) Thailand Prayut Chan-o-cha, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dan PM Laos Thongloun Sisoulith. “Per saat ini, tiga pemimpin menyatakan tidak dapat hadir yaitu Thailand, Laos dan Filipina,” kata Retno.

Menlu menambahkan proses persiapan ALM atau KTT ASEAN 2021 terus dilakukan pada tingkat pejabat tinggi dan menlu. Retno menyatakan sudah melakukan pertemuan dengan menlu Brunei dan menlu Malaysia.

Menlu Retno mengatakan ALM adalah inisiatif Indonesia dan tindak lanjut dari pembicaraan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua ASEAN saat ini, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah. ALM menjadi pertemuan in person pertama para pemimpin ASEAN selama masa pandemi Covid-19.

Pertemuan tatap muka itu secara khusus akan membahas perkembangan situasi di Myanmar dan dipimpin oleh Ketua ASEAN Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.

“PM Thailand menyampaikan permintaan maaf tidak dapat hadir karena situasi Covid-19 di dalam negeri,” ujar Retno.

Baca juga: Kondisi Politik Makin Mengkhawatirkan, 146 WNI Akhirnya Tinggalkan Myanmar

Pimpinan junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, disebut akan menghadiri KTT ASEAN di Jakarta, berdasarkan informasi dari juru bicara untuk junta kepada Nikkei Asia, Rabu (21/4/2021). Tokoh lainnya yang akan hadir adalah Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin dan PM Kamboja Hun Sen.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berharap ASEAN bisa ikut menyelesaikan krisis di Myanmar setelah kudeta militer. Seperti dilaporkan BBC, Sabtu (24/4/2021), PBB mengirim Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener, akan berada di Jakarta untuk pertemuan di sela-sela KTT.

“Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan KTT ASEAN untuk menyelesaikan krisis dan mencegah kemungkinan implikasi kemanusiaan yang parah di luar perbatasan Myanmar,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin, tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Provinsi Banten pada Sabtu (24/4/2021), sekira pukul 07:43 WIB.

Kedatangan PM Muhyiddin disambut Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto dan Perwakilan Tetap Malaysia untuk ASEAN Kamsiah Kamaruddin.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dipastikan akan menghadiri Konferesi Tingkat Tinggi (KTT) Asean yang  digelar di Sekretariat Asean, Jakarta. PM Lee, seperti dilansir dari laman resmi Kantor Perdana Menteri Singapura, akan tiba di Indonesia pada Sabtu (24/4/2021). “PM akan melakukan kunjungan ke Jakarta, Indonesia, pada 24 April 2021, untuk menghadiri Pertemuan Pemimpin Asean,” demikian dikutip, Sabtu (24/4/2021).

ASEAN Leaders Meeting akan membahas krisis di Myanmar, diselenggarakan di Gedung Sekretariat ASEAN dan dipimpin Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah sebagai ketua ASEAN.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara tegas menyatakan sikap Indonesia terkait Myanmar bahwa keselamatan dan kesejahteraan rakyat Myanmar menjadi prioritas. Kekerasan dan penggunaan senjata di Myanmar harus dihentikan sehingga korban tidak semakin bertambah. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*