Yayasan Paragita: Pemkab Garut Abai Terhadap Pengelolaan Sampah

Mari berbagi

JoSS, GARUT – Sebuah lembaga yang bergerak di bidang lingkungan hidup – Yayasan Paragita menilai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut mengabaikan sistem daur ulang sampah. Akibatnya, sampah yang didominasi limbah rumah tangga menumpuk di perkotaan. Pihaknya berharap pemerintah bisa meminimalir sampah atau mengolahnya hingga menghasilkan uang.

“Sampah-sampah rumah tangga yang mendominasi sampah di Garut harus diminimalisasi, atau harus bisa menghasilkan uang,” kata pegiat lingkungan hidup dari Yayasan Paragita, Gita Noorwadhani, seperti yang dilansir dari Antara, Jumat (17/5).

Gita menambahkan, persoalan sampah harus menjadi perhatian serius oleh pemerintah daerah, mulai dari sumbernya kemudian cara pengelolaannya agar kembali memberikan manfaat untuk kehidupan masyarakat.

Pemerintah daerah, lanjut dia, tidak hanya mempersoalkan kapasitas TPA Pasirbajing yang saat ini sudah memprihatinkan. Tetapi perlu memikirkan juga masalah sumbernya.

“Kebanyakan sampah-sampah kita berawal dari rumah tangga, kenapa tidak dari sumbernya dibenerin,” terangnya.

Baca juga: Edukasi Pengelolaan Sampah Ala Bus Wisata Sakoci

Ia mengungkapkan, masalah sampah tidak hanya di Garut, tetapi seluruh daerah di Indonesia. Bahkan di negara lain yang seringkali sampah menumpuk di TPA, tidak tahu sampai kapan berakhirnya.

Upaya Pemkab Garut akan memperluas lahan TPA Pasirbajing, menurut Gita, harus dikaji kembali. Sebab nanti sampah akan kembali menumpuk dan menjadi masalah baru.

“Perluasan di Pasirbajing hanya memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain, tetap saja masyarakat sekitar terdampak imbasnya oleh sampah,” cetusnya.

Ia menyampaikan, solusi yang mudah untuk menyelesaikan sampah dibangun dari kemauan masyarakat dan merangkul komunitas pecinta lingkungan untuk meminimalisasi produksi sampah.

Dia memberi contoh, yayasannya bersama masyarakat di desa-desa telah membangun kesadaran menanggulangi sampah agar memberikan manfaat secara ekonomi.

“Masyarakat mau dan sadar untuk mengelola sampah apabila ada yang mengarahkan dan dilakukan pembimbingan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (nug/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*