Proses Lelang Selesai, Pasar Legi Segera Dibangun Lagi

Pasar Legi | Foto: google
Mari berbagi

JoSS, SOLO – Bangunan induk Pasar Legi yang Setelah terbakar pada 29 Oktober 2018 lalu, Pasar Legi akan segera dibangun kembali. Rencananya pasar induk terbesar di eks Karesidenan Surakarta bakal dirobohkan 12 Juni mendatang. Pembangunannya sendiri akan dimulai Oktober tahun ini.

Kepala Dinas Perdagangan Subagiyo mengatakan, proses lelang pembongkaran bangunan induk Pasar Legi telah selesai 22 Mei 2019. Dari penawaran Rp 95,1 juta yang diajukan pemkot, terdapat satu pemenang lelang yang menawar di angka Rp 110 juta. Pemenang tersebut rencananya mulai bekerja awal Juni mendatang.

“Rencananya dibongkar mulai 12 Juni. Yang dibongkar yang terdampak dulu, bagian tengah-tengah,” ujarnya, Sabtu (25/5) seperti dikutip Radarsolo.Jawapos.com.

Pembongkaran, lanjut Subagiyo, dilakukan selama kurang lebih 40 hari. Perlu tiga tahap untuk menyelesaikannya. Namun, dia tidak menyebut secara rinci tahapan-tahapan tersebut. Diperkirakan pada pertengahan Juli bangunan Pasar Legi rata dengan tanah. “Setelah itu baru kita menyiapkan rencana pembangunan Pasar Legi yang baru,” terangnya.

Baca juga: Pemkot Solo Buka 160 Lowongan Tenaga Medis, Ini Syaratnya

Khusus pembangunan pasar, Subagiyo menyebut menjadi kewenangan pemerintah pusat. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) melalui Direktorat Jenderal Ciptakarya akan menjadi leading sector-nya. Seluruh proses dari perencanaan, lelang hingga pelaksanaan adalah tanggung jawab kementerian bersangkutan.

Sebelumnya, Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo memastikan sejumlah proyek bakal dibiayai pemerintah pusat. Salah satunya adalah pembangunan Pasar Legi.

Revitalisasi Pasar Klewer Timur dan Pasar Legi sama-sama mengadopsi konsep eco green, yakni ramah lingkungan dan hemat energi. Kekhasan pasar tradisional juga tetap dipertahankan.

Konsep tersebut sesuai arahan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Tujuannya menciptakan pasar tradisional yang lebih terbuka dan bisa memunculkan kearifan lokal khas pasar tradisional.  Sedangkan hemat energi akan memaksimalkan bentuk pasar yang tidak boros dalam hal pemakaian listrik. (Wiek/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*