Durasi Puasa di Indonesia Terpendek ke Dua di Asia, Sementara Belgia Selama 17,5 Jam

Ilustrasi | Foto: antara
Mari berbagi

JoSS, BELGIA – Masyarakat muslim di Belgia menjalankan ibadah puasa selama 17,5 jam, lantaran waktu imsak jatuh sekitar pukul 03.24 sementara buka puasa jatuh pada pukul 21.21 waktu setempat. Indonesia merupakan negara ke dua yang memiliki durasi puasa terpendek di Asia pada Ramadan  2019.

Catur Hadianto, Pensosbud KBRI Brussels, Belgia mengatakan Ramadan tahun ini waktu imsak atau subuh jatuh sekitar pukul 03.24. Dengan begitu, umat muslim di Belgia memiliki lebih sedikit waktu untuk makan dari Magrib hingga ke subuh dibanding masyarakat muslim di Indonesia.

Selain itu, lokasi masjid yang cukup jauh, maka umumnya warga muslim Belgia dan WNI di negara itu menjalankan solat tarawih di rumah.

Dikutip dari Tempo, dari 15 negara yang memiliki durasi puasa Ramadan terpendek di Asia pada 2019, Indonesia berada di posisi kedua. Durasi waktunya 13 jam 23 menit pada hari pertama dan 13 jam 21 menit pada hari terakhir.

Peringkat pertama adalah Timor Leste, dengan hari pertama puasa 13 jam 9 menit dan hari terakhirnya sekitar 13 jam 4 menit. Begitu menurut survei yang dilakukan Muslimpro pada 180 negara dan dipublikasikan laman CupoNation, Kamis, 9 Mei 2019.

Baca juga: Waktu Belajar Mengajar di Kota Magelang Saat Puasa Berkurang Lima Menit

Maladewa berada di ururan ketiga dengan durasi hari pertama puasa 13 jam 39 menit dan hari terakhir 13 jam 46 menit. Bila negara-negara lain di luar Asia juga masuk dalam hitungan, maka Selandia Baru menjadi negara dengan durasi puasa terpendek, yakni 11 jam 10 menit. Sementara wilayah yang durasi puasanya paling panjang tahun ini jatuh pada Greenland, yakni 21 jam 42 menit.

Populasi muslim di Belgia sekitar 4 persen sampai 6,5 persen dari total populasi 11,56 juta jiwa. Umumnya umat muslim Belgia adalah keturunan dari beberapa negara Arab, termasuk dari Maroko.

“Saya merindukan gorengan,” kata Catur, saat ditanya menu nusantara yang paling dirindukan saat puasa, belum lama ini.

Selama bulan puasa, KBRI pun berupaya merangkul para WNI di Belgia dengan menggelar sejumlah acara. Pada pekan pertama, kedua, ketiga dan keempat puasa diadakan acara buka puasa bersama dan ceramah.

Pada 18 Mei, rencananya akan diadakan pesantren kilat bagi anak-anak 5 -17 tahun. Staf KBRI pun menyiapkan ruangan bagi pelaksanaan solat Idul Fitri bersama.

Menurut Catur para WNI di Belgia yang tidak mudik lebaran, biasanya berkumpul di KBRI untuk bersilaturahmi. Dia pun meyakinkan situasi keamanan di tempat-tempat ibadah di Belgia pasca-penembakan massal di Selandia Baru dan selama bulan Ramadan ini, aman. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*