Temuan Makanan Mengandung Zat Berbahaya Di Jogja Tinggi

Mari berbagi

JoSS, JOGJA – Presentase angka temuan hasil makanan yang mengandung zat berbahaya, dari hasil inspeksi mendadak (sidak)yang dilakukan Balai Besar Obat dan Makanan (BBPOM) di beberapa pasar tradisional di DIY masih tinggi.

Untuk itu, pihaknya bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) DIY yang terkait terus melakukan upaya preemtif, preventif dan represif baik kepada produsen, distributor, pedagang maupun konsumen.

Baca jugaHumanity Food Truck Bagikan 1.000 Paket Makanan Gratis

Kepala BBPOM DIY Dra Rustyawati Apt MKes Epid menuturkan, dari 80 sampel makanan hasil pengawasan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY di sejumlah pasar tradisional DIY dinyatakan 14 sampel makanan atau 17 persen makanan ditemukan mengandung zat berbahaya.

Tetapi persentase angka tersebut dari tahun ke tahun sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan.

”Bahan makanan yang pasti dan positif mengandung bahan berbahaya seperti Formalin di antaranya teri medan dan cumi kering. Untuk itu, kami terus mengintensifkan upaya preemtif, preventif dan represif dari hulu hingga hilir seperti melakukan edukasi kepada pedagang dan distributor serta konsumen,” kata Rustyawati seperti dirilis Krjogja.com.

Rustyawati mengatakan, pihaknya menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY dan Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mempunyai program intervensi terhadap beberapa pasar di untuk dijadikan pasar sehat dan aman dari berbagai zat berbahaya.

”Kami mengedepankan upaya preemtif dan preventif terlebih dulu, jika masih ditemukan distributor dan pedagang yang menjual makanan yang mengandung zat berbahaya, mau tidak mau akan amankan produk tersebut dimusnahkan sehingga ada efek jera untuk pembelajaran,” ujarnya.

Menurut BPOM DIY, bahan makanan mengandung zat berbahaya dan berpengawet ini hingga kini masih mengintai kesehatan masyarakat karena berwarna menarik dan dijual dengan harga murah.

“Masyarakat kami himbau untuk berhati-hati dengan bahan makanan tersebut. Dari temuan kami pada 80 sampel yang kami curigai 17 persen diantaranya mengandung bahan berbahaya tersebut, ” ujar Kepala BPOM DIY, Rustyawati dalam Jumpa Pers di Kepatihan, belum lama ini. (Wiek/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*