PM Selandia Baru Kembali Jadi Sorotan, Kenapa?

Mari berbagi

JoSS, SELANDIA BARU – Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kembali menjadi sorotan warganet karena dilaporkan membayar belanjaan seorang ibu yang lupa membawa dompet.

Jagad maya mulai dihebohkan dengan kabar ini ketika pengguna akun Twitter @HBurnes membalas kicauan penulis Tina Brown yang mempromosikan tulisan opininya soal Ardern.

“Artikel bagus. Seakan kami selalu kurang mencintainya, @jacindaardern membayari belanjaan teman saya di supermarket ketika dia lupa membawa dompetnya dan dua anaknya tak berhenti berteriak,” tulis Helen Burness.

Ardern awalnya enggan menanggapi kehebohan di jejaring sosial ini. Namun, ketika ditanya alasannya membantu perempuan itu, Ardern hanya berkata, “Karena dia seorang ibu.”

Baca jugaDoa Lintas Agama untuk Selandia Baru dan Sentani

PM itu sendiri baru saja melahirkan putrinya, Neve, pada Juni lalu. Ia mencetak sejarah sebagai pemimpin perempuan kedua di dunia yang melahirkan saat dalam masa jabatan.

Perempuan kelahiran 38 tahun silam itu lantas menjadi buah bibir karena membawa bayinya itu ke ruang sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada akhir 2018.

Ardern kembali menuai pujian karena dianggap sangat cepat menanggapi teror penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang pada 15 Maret lalu.

Tak sampai sebulan setelah penembakan itu, Ardern berhasil meyakinkan parlemen untuk memperketat aturan kepemilikan senjata. Jacinda Ardern resmi melarang penggunaan senjata semi-otomatis di wilayahnya.

Hal tersebut berkaitan dengan penembakan massal di dua masjid Kota Christchurch yang menewaskan 50 orang, pada Maret lalu. Pelarangan ini, kata Jacinda Ardern, agar Selandia Baru kembali menjadi negara ter-aman di dunia.

Jacinda Ardern berharap, warga Selandia Baru untuk mendukung adanya undang-undang yang mengatur senjata di negarnya tersebut.

Pengubahan undang-undang ini muncul setelah kabinet Selandia Baru sepakat untuk merombak undang-undang dan melarang senjata semi-otomatis bergaya militer.

Perombakan tentang undang-undang dan pelarangan senjata semi-otomatis dan senapan serbu ini dibuat 72 jam setelah serangan di Kota Christchurch.

Ia juga dianggap sebagai pemimpin yang baik karena memberikan contoh untuk merangkul minoritas Muslim di negaranya.

Setelah menyiarkan azan salat Jumat di televisi nasional, Ardern memimpin upacara peringatan teror Christchurch mengenakan pakaian adat sebagai simbol penerimaan terhadap umat Muslim di Selandia Baru. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*