Pendapatan di Sektor Pariwisata Karanganyar Tumbuh Pesat

karanganyar
pariwisata di Karanganyar | Foto: google
Mari berbagi

JoSS, KARANGANYAR  – Pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata di Karanganyar pada 2018 telah menyumbang kontribusi Rp 2,2 miliar.  Pendapatan ini naik dibandingkan kontribusi di 2017, sebesar Rp 1,5 miliar.

Selanjutnya Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Karanganyar akan terus menggarap lebih dalam ekonomi kreatif untuk menyokong potensi wisata alam dan religi guna menaikkan PAD.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Titis Sri Jawoto mengungkapkan, ekonomi kreatif ikut mendongkrak kenaikan pendapatan. Selain itu keberadaan objek wisata baru seperti De Tjolomadoe di bekas bangunan Pabrik Gula Colomadu, banyak menyedot wisatawan.

Dkatakan, masih banyak potensi pariwisata di Karanganyar yang bisa digarap. “Ekonomi kreatif bisa digarap lebih mendalam, untuk menyokong potensi wisata alam dan religi yang sudah ada. Bentuknya bisa kekayaan budaya, cenderamata, seni, atau kuliner,” kata Titis, sesuai yang dilansir dari suaramerdeka.com, Selasa (23/4).

Dengan kreasi dan inovasi, maka pendapatan dari sektor pariwisata tidak hanya bersumber dari penjualan tiket masuk objek wisata. Tetapi dari uang yang dibelanjakan para wisatawan untuk oleh-oleh khas Karanganyar.

Baca jugaBupati Karanganyar Minta Perlintasan KA di Bawah Flyover Palur Tidak Ditutup

Pemkab, menurut Titis, sudah menyiapkan sejumlah program untuk memaksimalkan potensi pariwisata di Bumi Intanpari. Antara lain dengan mengadakan pelatihan pemandu wisata, dan mengeluarkan Kartu Pesona Karanganyar.

Kartu itu bisa digunakan para pelaku wisata binaan untuk mendapat sejumlah fasilitas. “Kami berharap, kunjungan turis di Karanganyar tidak hanya domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara yang lebih banyak,” jelasnya.

Perbaikan sarana prasarana pariwisata juga dilakukan, agar wisatawan bisa mendapat kenyamanan saat berkunjung. Tahun ini, Disparpora menerima anggaran peningkatan sektor pariwisata senilai Rp 2,3 miliar dan Rp 900 juta.

Rencananya, anggaran tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pemugaran Candi Sukuh, serta melengkapi fasilitas wisatawan di kompleks candi tersebut.  Selain itu, anggaran itu untuk meningkatkan fasilitas pengunjung di kawasan Candi Cetho, dan perbaikan jalan untuk membuka akses dari candi tersebut ke petilasan Prabu Brawijaya. (nug/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*