JoSS, SOLO – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo melakukan rekasaya lalulintas di Jalan Jenderal Sudirman terkait pemeliharaan batu andesit di koridor jalan itu. Kurangnya sosialisasi membuat sebagian besar masyarakat Solo kebingungan saat hendak melintasi jalan tersebut.
Kebingungan masyarakat terkait manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) yang dilakukan pemerintah Kota Bengawan ini diungkapkan dalam akun media sosial instagram. Akun @seputarsoc mengungkapkan keluhannya, setiap hafal jalan di kota Solo, rutenya diubah lagi.
“Yaela, kenapa setiap hapal jalan Solo rutenya diubah lagi,” komentar @seputarsoc, seperti yang dilansir dari solopos.com, Jumat (12/4).
Sementara tanggapan dari akun @desysari27 lebih panjang lagi. Intinya dia mempertanyakan penataan kawasan Gladak yang tidak kunjung usai hingga empat bulan mangkrak.
Serta berharap jangan sampai APBD habis tetapi proyek mangkrak, jalan macet, sehingga masalah demi masalah muncul. Juga dia pemkot memikirkan adanya gedung parkir di pusat bisnis kota untuk mengurangi kemacetan lantaran parkir di tepi jalan utama.
Baca juga: Operasional Flyover Manahan Butuh Pengaturan Lalu Lintas Menyeluruh
Menurut Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dishub Solo, Mudo Prayitno, perubahan MRLL tahap kedua dimulai pada Kamis (11/4) pukul 10.00 WIB. Perubahan MRLL ini dilakukan guna guna menyesuaikan pemeliharaan batu andesit di koridor Jalan Jenderal Sudirman yang berlangsung sejak Maret 2019.
Mudo mengatakan, secara umum tidak ada perubahan signifikan, hanya dari arah Pasar Gede menuju ke barat sedikit bergeser menyesuaikan dengan lokasi pemeliharaan.
“Secara umum tidak mengubah arah lalu lintas dengan kondisi MRLL pemeliharaan batu andesit tahap pertama. Dari arah Klewer atau Gladak menuju Pasar Gede atau ke Jl. Arifin masih bisa masih tetap melaju seperti biasa, Jl. Arifin yang hendak belok kiri juga masih bisa,” ujarnya.
Sementara itu, dari arah Pasar Gede menuju ke arah Jl. Jenderal Sudirman hanya diperbolehkan untuk kendaraan roda dua dan becak. Kendaraan roda empat diarahkan menuju Ketandan.
Pada MRLL tahap pertama Jembatan Pasar Gede sempat ditutup namun karena berdampak kemacetan pada Simpang Empat Ketandan kendaraan roda dua dan becak diberi jalur khusus selebar tiga meter.
Kini, jalur khusus roda dua itu hanya bergeser menyesuaikan dengan pemeliharaan batu andesit. Ia menambahkan sosialisasi berupa petunjuk-petunjuk jalan yang dilalui pada MRLL tahap pertama masih digunakan.
Sosialisasi pengerjaan tahap pertama berupa petunjuk jalan sudah berlangsung seperti biasa hingga saat ini. Simpang Tiga Loji Wetan akan diberi barikade untuk membuat arus lalu lintas yang menuju utara wajib belok kiri ke Jalan Mayor Kusmanto. (nug/lna)
Leave a Reply