KBM Qaryah Thaiyibah Kembangkan Pertanian Terpadu untuk Wirausaha

KBM Qaryah Thaiyibah
Program kecakapan wirausaha unggulan (PKWU) | Foto: suaramerdeka
Mari berbagi

JoSS, SALATIGA – Komunitas belajar masyarakat (KBM) Qaryah Thaiyibah Kalibening Salatiga mengembangkan pola pertanian terpadu atau integrate farming system (IFS). Pola pertanian ini akan diusulkan ke pemerintah sebagai contoh model pertanian organik yang bisa dikembangkan untuk wirausaha.

Pengembangan pertanian model itu  dilakukan di areal persawahan di  sekitar kantor Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thaiyibah (SPPQT)  Kalibening, Tingkir, Salatiga.

Ketua KBM Qaryah Thaiyibah, Bahrudin mengatakan, Kementerian Pendidikan ikut terlibat dalam pengembangan model pertanian terpadu ini melalui program kecakapan wirausaha unggulan (PKWU). Para warga kegiatan belajar masyarakat (KBM) di Qaryah Thaiyibah ini diberi dana untuk pelatihan pengembangan pertanian terpadu ini.

“Hasilnya menggembirakan. Ini nantinya akan kami usulkan ke pemerintah sebagai model percontohan dalam pengembangan pertanian model organik. Bahwa para pemuda bisa mengembangkan pertanian sebagai wirausaha. Para pemuda tidak perlu mencari kerja di luar daerah, cukup mengembangkan pertanian di daerahnya masing-masing,” kata Bahrudin, seperti yang dilansir dari suaramerdeka.com, Selasa (23/4).

Baca juga: Umbul Brondong Klaten Bakal Jadi Wisata Snorkling

Ditambahkannya, yang dimaksud  pertanian terpadu ini, yaitu ada teknologi baru dalam bertani. Misalnya, cara pengolahan tanah, pemupukan, dan lainnya ada inovasi. Hasil panennya, bisa dua kali lipat dari model pertanian konvensional.

“Hasil panen per hektar mencapai tujuh ton, meningkat dua kali lipat  dibanding cara konvensional yang biasanya menghasilkan 3-4 ton per hektare. Jadi nilai ekonomisnya tinggi sehingga perlu dikembangkan oleh para muda-mudi.  Kami mengelola uji coba pertanian organik ini di lahan sepuluh hektar yang tersebar di berbagai tempat di Salatiga dan Kabupaten Semarang,” ujarnya.

Menurut Bahrudin, pertanian terpadu ini perlu intergrasi dari berbagai sektor. Misalnya pengairan, peternakan, dan kehutanan. Pengairan, misalnya, penting sebagai pemasok kehidupan tanaman. Karenanya kelestarian air ini perlu dijaga. Kemudian peternakan juga penting untuk  menghasilkan pupuk-pupuk organik yaitu dari kotoran hewan. Kemudian dari kehutanan untuk menghasilkan kompos tanaman.

“Pertanian model terpadu yang dikembangkan ini tidak menggunakan zat kimia dalam memperlakukan tanaman. Misalnya pupuk, pembasmi hama dan lainnya, bebas dari unsur kimia. Dengan metode itu, hasil panennya  berkualitas dan tanah tetap terjaga kegemburannya,” pungkasnya (nug/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*