Drummer ‘Ternchem’ Band Musik Rock Pertama di Solo itu Berpulang

rock pertama
Band Rock Ternchem |Foto: google
Mari berbagi

JoSS, SOLO – Pernah meniti karir sebagai prajurit KKO (kini Marinir) TNI AL, tenar sebagai awak band beraliran rock di awal tahun 1970-an, lalu menikmati masa tua yang eksentrik namun penuh kedamaian. Dan pada akhirnya, Bambang Suwarno Purwosutirto alias Bambang SP alias Bambang Ternchem berpulang semalam.

“Betul, tadi malam pukul 21.30 di Kleben, Gedongan, Colomadu. Sudah beberapa waktu sakit, sempat dirawat di RSUD dr Moewardi sepekan, lalu istirahat di rumah sampai semalam berpulang,” tutur adik Bambang, Sudarno yang juga eks personel Ternchem, Selasa (6/11).

Kepada JoSS.co.id Sudarno menuturkan, sebelum meninggal dunia di usia di usia 86 tahun, Bambang dikenal sebagai sosok pria sepuh yang masih gemar bersosialisasi. Dengan penampilan rambut gondrong beruban dan jenggot panjang, dia sering terlihat mengayuh sepeda menyambangi kenalannya, nongkrong di warung hik, atau menekuni hobinya memancing ikan di kali.

Karena hobinya keluyuran di usia sepuh itu, beberapa bulan lalu Bambang sempat terjaring razia gelandangan di wilayah Sragen. Menurut Sudarno, saat itu Bambang mungkin sedang mencari-cari lokasi mancing favoritnya di perbatasan Sragen-Jawa Timur.

“Tekadnya kuat, ngeyel, ide dan gagasannya masih sering bermunculan. Bahkan semangatnya untuk bermain musik tak pernah bisa dipadamkan sampai akhir hayatnya,” imbuh Sudarno.

Beberapa waktu lalu, Bambang pernah mengisahkan masa mudanya, berawal dari keluarga yang cukup mapan di kawasan Manahan Solo. Jiwa petualangan sempat menariknya bergabung dengan KKO TNI AL, di mana dia sempat mengalami penugasan menyerbu pantai timur Sumatra saat pemberontakan PRRI Permesta.

Baca juga: Bendungan Terbesar di Jepang Yang Sangat Cantik

“Kami mendarat dengan perahu karet, dihujani tembakan bazoka, senjata canggih yang belum dimiliki TNI saat itu. Namun tidak lama, saya ditarik keluarga untuk keluar dari dinas,” ujarnya.

Tahun 1959, Bambang bersama adik-adiknya Sudarno dan Bambang Oen, mendirikan bang Ternchem, singkatan dari Teruna Cemerlang. Dari luar keluarga, ada Oni Picauri, Suparnadi (terakhir menjabat Pembantu Rektor III UNS) juga Setyawan Jody yang kemudian terkenal sebagai pebisnis minyak.

“Setyawan Jody pernah bergabung, tapi sebelum rekaman dia hijrah ke Amerika, setelah sukses kami sempat reuni beberapa kali,” tutur Bambang.

Mengenai aliran musiknya, Bambang mengaku tidak terlalu serius pada satu aliran, meski banyak yang menyebut Ternchem adalah grup musik beraliran Psyhedelic rock.

“Sesungguhnya kami banyak menyimak dari band-band rock lain, lalu menggabungkan penampilan kami dengan aksi-aksi yang kami yakin mampu menarik bahkan membius penonton,” ujarnya.

Aksi spektakuler itu misalnya Ternchem sangat sering memasukkan unsur-unsur horor ke atas panggung. Trik “membakar” kepala sendiri, menyembelih ayam hidup, adegan bunuh diri dan mengusung peti mati yang berisi vokalis ke atas panggung merupakan contoh-contoh aksi semacam itu.

Selama aktif di dunia musik, Ternchem giat berlatih di rumah mereka di Jalan Adisucipto, Manahan. Presiden Jokowi yang saat itu bersekolah di SMP 1 tidak jauh dari tempat tersebut, mengaku sering menonton mereka latihan dan sejak itu jadi menggemari musik rock.

Sebelum bubar pada tahun 1975, Trenchem sempat merekam satu album berisi sembilan lagu Hanya Untukmu, Cinta Pertama, Menangis, Cemburu, Salam Kenangan, Jaman Edan, Minggu Yang Lalu, Jeritan Cinta, dan Sayangku. (rik/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*