4 Desa di Sleman Kesulitan Air Bersih

Sleman
Ilustrasi | Foto: google
Mari berbagi

JoSS, SLEMAN – Empat desa di Kecamatan Prambanan yang belum terjangkau oleh program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).

Camat Prambanan Eko Suhargono mengatakan hal tersebut, katanya, dikarenakan oleh jaringan Pamsimas yang belum bisa menjangkau daerah-daerah yang berada di ketinggian.

“Keempat Desa itu adalah Gayamharjo, Sambirejo, Sumberharjo, dan Wukirharjo,” katanya seperti dikutip dari Harianjogja.com, Jumat (16/11).

Ia mengatakan, pihaknya terus mengusahakan kepada pemerintah kabupaten, provinsi, maupun pusat untuk menambah jaringan Pamsimas agar menjangkau desa-desa tersebut.

“Bukan hanya ke pemerintah, kami juga mengusahakan ke swasta dengan bantuan program CSR,” ungkapnya.

Sementara itu, Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Kawasan Perumahan (DPUPKP) Sleman Sunarto mengatakan DPUPKP Sleman terus menggencarkan program Pamsimas.

“Setiap tahun kami menyasar daerah di pinggiran Sleman, seperti Prambanan, Moyudan, Minggir, Cangkringan. Prambanan menjadi prioritas utama karena memang daerahnya yang banyak kekeringan,” kata Sunarto.

Pamsimas merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk pedesaan terhadap fasilitas air minum dan sanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat.

Seperti diketahui, sejak datangnya musim kemarau sebagian warga desa di Kecamatan Prambanan mengalami kesulitan air bersih. Mereka pun hingga saat ini masih membutuhkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Bank Jateng Terapkan Transaksi Nontunai di Pusat Kuliner Tuin Van Java Magelang

Camat Prambanan, Eko Suhargono mengatakan ada ratusan kepala keluarga yang tersebar di Desa Gayamharjo, Wukirharjo, Sambirejo, dan Sumberharjo yang masih kesulitan mendapatkan air bersih.

“Di tempat kami (Kecamatan Prambanan) itu berkisar 300-350 kepala keluarga yang memang belum terjangkau oleh jaringan. Sampai sekarang ya memang masih membutuhkan (bantuan air bersih),” kata dia.

Lanjut Eko, belum terjangkaunya Jaringan OPPA ini karena memang sejumlah daerah tersebut berada di daerah perbukitan.

Saat ini pihaknya memang masih mengupayakan untuk membangun jaringan air bersih ke sejumlah daerah tersebut, agar masalah kekurangan air saat musim kemarau teratasi.

Selain droping dari Badan Pengulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, ada pula droping dari Kecamatan dan para donatur. Jika tidak mencukupi maka kebanyakan dari warga swadaya membeli air.

Distribusi atau droping air itu dilakukan berdasarkan permintaan warga. “Kalau sekarang droping sudah berkurang karena permintaan warga juga berkurang,” kata dia.

Berkurangnya permintaan droping air ini menurut Joko lantaran sudah berfungsinya sejumlah sumur milik kelompok warga. Sumur yang sebelumnya tidak berfungsi karena airnya berada cukup dalam sekarang sudah dapat dinaikkan ke permukaan menggunakan mesin pompa. (Wiek/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*