Pemimpin Mayoritas Senat AS Usulkan Sanksi Baru kepada China Akibat Overdosis Fentanyl

overdosis fentanyl china
Ilustrasi (africa images)
Mari berbagi

JoSS, WASHINGTON DC – Puluhan ribu warga Amerika Serikat telah meninggal akibat overdosis fentanyl buatan China, dan hal ini mendorong pemimpin mayoritas Senat, Chuck Schumer, untuk mengusulkan pemberian sanksi baru kepada Beijing.

Pada konferensi pers di New York pada Minggu, 16 Juli 2023, Schumer menyatakan niatnya untuk mendorong amandemen dalam RUU pertahanan yang mencakup penghentian fentanyl dan undang-undang yang memberdayakan sanksi terhadap China.

Menyalahkan China atas mayoritas pasokan fentanyl yang menyebabkan kematian puluhan ribu orang Amerika karena overdosis, Schumer percaya bahwa amandemen ini akan mendapatkan dukungan bipartisan yang kuat.

Amandemen tersebut diajukan oleh Senator Demokrat Sherrod Brown dan Senator Republik Tim Scott, yang akan memberi wewenang kepada Gedung Putih untuk menyatakan perdagangan fentanil sebagai keadaan darurat nasional dan membuka pintu bagi penerapan sanksi.

Baca Juga: Gelombang Panas Global Melanda Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat

Dikutip dari Reuters, Beijing sebelumnya menuduh Washington menggunakan krisis fentanyl sebagai dalih untuk memberlakukan sanksi terhadap perusahaan China. Meskipun telah menawarkan kerja sama dengan negara lain untuk mengatasi masalah narkoba, China tampaknya enggan merespons ancaman Schumer ini.

Schumer sangat mendukung langkah ini dengan alasan bahwa sanksi yang diberlakukan akan membuat China lebih sulit dalam mengedarkan fentanyl ke Amerika Serikat.

Undang-undang yang diajukan oleh dua anggota parlemen tersebut juga akan memaksa Presiden AS Joe Biden memberlakukan sanksi kepada anggota kunci organisasi kriminal internasional yang terlibat dalam perdagangan fentanyl dan mengizinkan hasil dari properti terkait kegiatan kriminal tersebut untuk didamaikan penegakan hukum.

Debat mengenai Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) fiskal 2024 akan dimulai oleh Senat yang dipimpin Demokrat pada hari Selasa. Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat yang dikendalikan oleh Partai Republik telah menyetujui versi RUU mereka sendiri pada hari Jumat.

Diperkirakan bahwa undang-undang ini akan mengalami proses yang tidak biasa dan kontroversial untuk menjadi undang-undang tahun ini, terutama setelah DPR menambahkan beberapa amandemen mengenai masalah “perang budaya” yang melibatkan layanan aborsi dan transgender yang ditentang oleh Demokrat.

Diharapkan bahwa Senat akan menyetujui versi NDAA bulan ini, setelah itu kedua kamar akan melakukan perundingan kompromi untuk mencapai pemungutan suara akhir pada akhir tahun ini. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*