Jenazah Jakob Oetama Disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia, Dimakamkan Di TMP Kalibata

Foto: grid.id
Mari berbagi

JoSS, JAKARTA – Kabar duka datang dari industri pers Tanah Air. Pendiri sekaligus pemilik Kompas Gramedia Grup Jakob Oetama meninggal dunia hari ini, Rabu (9/9) di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utama.

Jurnalis senior dan tokoh pers ini meninggal dunia pada usia 88 tahun. Kabar duka ini ditayangkan oleh Kompas TV. “Telah meninggal dunia pendiri Kompas Gramedia, Pak Jakob Oetama” demikian pernyataan dari Kompas TV.

Juru Bicara Keluarga, Rusdi Maral menyatakan Jakob Oetama dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (9/9) pukul 13.05 WIB. Sebelumnya, Jakob dinyatakan kritis sejak Minggu (6/9) sore karena faktor usia yang berpengaruh pada gangguan multi organ.

“Bapak dinyatakan meninggal dunia hari ini pada 13.05 WIB, setelah koma sejak Minggu (6/9) sore. Atas nama keluarga, kami berterimakasih atas doa, simpati dan empati yang diberikan masyarakat Indonesia yang memberikan doa kepada bapak. Tentunya ini menjadi suatu kekuatan buat keluarga yang ditinggalkan,” katanya dalam breaking news Kompas TV, Rabu (9/9).

Rusdi menjelaskan setelah dibersihkan, jenazah Jakob Utama akan disemayamkan di loby Gedung Kompas Gramedia di Palmerah Jakarta Selatan. Hal ini untuk memberikn kesempatan bagi para sahabat, relasi dan karyawan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Adapun untuk pemakaman rencananya akan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Kamis (10/9) siang.

Baca juga: Mantan Pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl Tutup Usia

“Kita tau, bapak merupakan penerima penghargaan Bintang Maha Putera, untuk itu bapak akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata Kamis (10/9). Untuk waktu pemakaman menyusul,” tuturnya.

Jakob Oetama merupakan jurnalis senior Indonesia yang dikenal sebagai pendiri dan pemilik Kompas Gramedia Group.

Pria kelahiran 27 September 1931 ini mengawali kariernya sebagai jurnalis dengan menjadi redaktur di majalah mingguan Penabur pada 1956.

Pada 1963, ia menerbitkan majalah Insitari bersama rekannya sesama jurnalis, PK Ojong. Dua tahun kemudian, mereka mendirikan harian Kompas pada 28 Juni 1965.

Di bawah kepemimpinannya, Kompas berkembang pesat hingga kini memiliki beberapa anak perusahaan, mulai dari yang bergerak di bidang media massa, percetakan, hingga universitas.

Setelah sukses dengan Kompas, Jakob merasa perlu membuat media Indonesia yang berbahasa Inggris. Ia bersama beberapa rekannya akhirnya mendirikan The Jakarta Post yang pertama kali terbit pada 25 April 1983.

Selain di media, Jakob juga aktif dalam beberapa organisasi pers. Ia tercatat pernah menjabat sebagai pembina pengurus pusat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan penasihat Konfedereasi Wartawan ASEAN.

Berkat pengabdiannya, Jakob mendapatkan sejumlah penghargaan, termasuk gelar Doktor Honoris Causa di bidang komunikasi dari Universitas Gajah Mada dan Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah Indonesia pada 1973. (lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*