Kopi Campur Mentega Bikin Langsing, Benarkah?

kopi
Ilustrasi | Foto: google
Mari berbagi

JoSS, JAKARTA – Demi menurunkan berat badan, pelaku diet keto meyakini bahwa mengonsumsi kopi dengan menambahkan mentega atau minyak kelapa sebagai pengganti krimer dan susu secara efektif mampu menurunkan berta badan.

Dilansir laman Reader Digest, para pelaku diet keto mengatakan bahwa lemak jenuh seperti mentega dan minyak kelapa mampu membantu mereka merasa kenyang lebih lama.

Ternyata konsep ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu ketika pengusaha Silicon Valley, Dave Asprey, minum teh dengan mentega di Tibet, lalu kembali ke Amerika Serikat dan meluncurkan perusahaan bernama Bulletproof.

Seperti dirilis Viva.co.id, belakangan perusahaan ini memproduksi berbagai jenis kopi, energi bar, hingga suplemen yang dibangun atas konsep tersebut.

“Orang-orang yang memiliki kopi untuk sarapan tidak peduli dengan makanan sampai setelah makan siang,” kata Asprey kepada Wall Street Journal.

Namun, seorang profesor asosiasi nutrisi klinis di Boston University kepada New York Times, Joan Salge Blake pun merasa aneh dengan konsep itu.

“Ini bukan sarapan para juara. Apakah itu memiliki efek jangka panjang pada manajemen berat badan masih harus dilihat,” kata dia.

Baca jugaTol Wilangan Kertosono Akan Dibuka Gratis

Namun, seorang direktur Cleveland Clinic Centre for Functional Medicine, Mark Hyman, membenarkan konsep yang diterapkan oleh penganut diet keto tersebut. Dia mengatakan kopi mengandung minyak trigliserida rantai menengah atau minyak MCT, yang dapat membantu orang merasa lebih kenyang (seperti lemak lainnya).

“Tubuh bisa memecah lemak ini lebih cepat, dan membuatnya tidak mungkin disimpan sebagai lemak di tubuh,” kata dia.

Terlepas dari kasiat kopi terhadap kesehatan, yang jelas akhir-akhir ini penggemar kopi di Indonesia mulai melirik kopi Ciwidey, Bandung.

Kopi ini mulai populer sejak setahun lalu dan memiliki cita rasa manis seperti buah nangka.

VIVA sempat mencicipinya langsung dari racikan Edward Teonadi, Head of Research and Development Maxx Coffee di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Untuk mencicipi kopi ini, Edward pun menggunakan dua mesin yang berbeda. Pertama menggunakan V60 dengan tabung berbentuk V. Biji kopi diekstrasi melalui kertas penyaringan dengan penuangan pertama. Kemudian tunggu beberapa menit kemudian dituangkan lagi.

Kedua, menggunakan Chemex dengan proses ekstrasi yang sama. Namun, dari penggunaan mesin itu ternyata menghasilkan rasa yang cukup berbeda.

Jika menggunakan V60 terasa sedikit asam dan getir di mulut. Namun, ketika biji kopi diekstrasi menggunakan CHMEX, rasa dan tekstur kopi pun bisa berbeda. Dengan menggunakan CHMEX, tekstur kopi terasa begitu halus dan rasanya juga cukup seimbang. Tidak terlalu asam dan tidak terlalu manis. (Wiek/lna)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*